Berita

Ryamizard Ryacudu

Wawancara

WAWANCARA

Ryamizard Ryacudu: Presiden Ingin Menteri-menterinya Tak Memihak Salah Satu Kubu Di DPR

SENIN, 01 DESEMBER 2014 | 09:53 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu prihatin melihat elite politik masih ribut dan berselisih sampai sekarang. Rakyat ingin semua elite politik bersatu.

”Jangan berselisih terus lah. Ke­cuali masa bodo, nggak mau memikirkan negara ini. Kisruh terus menerus seperti ini mem­prihatinkan,” ujar Ryamizard Ryacudu kepada Rakyat Mer­deka, Jumat (28/15)

Bekas  Kepala Staf Angkatan Darat itu menekankan betapa pen­tingnya silaturahmi untuk membuat suasana menjadi damai dan tenteram.


Saya menyerukan untuk me­redam kericuhan dan cekcok yang masih terjadi sampai seka­rang ini harus segera diakhiri su­paya pemerintahan segera ber­jalan,’’ paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya;

Memang sekarang bagai­mana?
Kita ngomong masalah negara dan bangsa ini, kalau begini terus kan kasihan rakyat. Yang ribut itu kan senang-senang saja. Padahal seharusnya rakyat yang diper­hati­kan. Kita harus rajin silaturahmi.

Silaturahmi kita terputus ka­rena ada pe­milu, sampai seka­rang belum ha­bis-habis. Kita prihatin, da­lam ke­adaan begini sebetul­nya kon­disi kita rawan sekali. Pihak luar akan senang melihat kita tidak kuat.

Bagaimana hubungan Anda dengan Prabowo Subianto?

Hubungan saya dengan beliau baik-baik saja, dia kirim saya su­rat, ucapan selamat menjadi men­teri pertahanan. Dia kawan saya, saudara saya.

Walau mungkin kita ada  perbedaan politik, tapi persahaba­tan tidak boleh pu­tus. Kami tetap kawan. Pak Pra­bowo itu keras, me­nurut orang ke­ras, tapi se­betulnya lembut ju­ga. Saya tahu, dia itu kawan saya betul, satu angkatan.

O ya, apa fokus kebijakan pertahanan yang akan Anda bangun?
Fokus ke­bijakan pertahanan yang akan dibangun pada pertahanan non fisik. Pertahanan non fisik mencakup keterlibatan seluruh ma­syarakat Indonesia dalam membela negara.

Konsep pertahanan non fisik yang dibangun adalah bela negara massal dalam masyarakat. Aspek pertahanan fisik tak berarti apa-apa tanpa dukungan pertahanan non fisik.

Apa aspek pertahanan non fisik itu?

Pertahanan yang dilakukan oleh seluruh bangsa. Pertahan se­mes­ta seluruh masyarakat terha­dap bangsanya. Mengutip per­nya­taan Presiden pertama Soe­kar­no, aspek pertahanan fisik yak­ni tentara, tak akan berarti tan­pa rakyat. Hubungan tentara dan rakyat ibarat ikan dengan air. Ba­yangkan ikan tanpa air, tinggal digoreng saja, he he he.

Artinya, sangat penting bela Negara dari masyarakat?
Ya, sangat penting itu. Kita am­bil contoh ya kehancuran Irak. Ke­tika Irak dibombardir, tak ada satu pun negara Timur Tengah yang membantu.

Padahal, betapa akrab Irak dengan negara-negara Timur Tengah saat sedang tak ber­kon­flik. Andaikan negara ini dihajar habis-habisan, saya yakin negara tetang­ga tak akan mem­bantu. Kecuali aset negara itu sen­diri. Karena itu, bela negara akan sangat penting.

Bagaimana mengenai ben­trok Polri dan TNI yang sering terjadi?
Saya prihatin ya. Sehari se­telah kejadian itu, saya datang ke Ba­tam. Saya kumpulkan perwira TNI dari Angkatan Laut, Darat, dan Udara, serta perwira Polisi di Batam.

Apa yang Anda sampaikan?

Saya bicara panjang lebar. Ka­lau perwira satu kali ngomong langsung mengerti. Tapi  kalau di bawah nggak cukup satu kali. Ha­rus selalu diingatkan.

Apa saran Anda?
Saya sarankan lakukan apel terus, untuk me­ngingakan bahwa jangan sampai kita terpecah belah karena masa­lah sepele.

Oya, apakah Anda akan hadir kalau diun­dang DPR?

Kalau diundang DPR, ya da­tang. Sebenarnya Presiden bukan melarang, tapi belum waktunya. Karena Presiden ingin biar di DPR satu dulu.

Keluarnya imbauan ini ka­rena Presiden ingin menteri-men­teri­nya tidak memihak sa­lah satu kubu yang berseteru di DPR. Ma­ka­nya para menteri akan datang ke DPR setelah kedua kubu be­nar-benar bersatu dan menjalan­kan kesepakatan damai. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya