Berita

ilustrasi/net

Bisnis

Pemerintah Harus Perhatikan Dampak Pelabuhan Cilamaya

SABTU, 29 NOVEMBER 2014 | 09:00 WIB | LAPORAN:

Menteri Perhubungan Ignatius Jonan diminta dapat bersikap realistis dalam rencana proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya di Karawang Jawa Barat.

"Terlepas soal teknis MoU dengan Jepang, Menhub harus
realistis dari kajian ekonomi maupun dampak serta kerugian yang ditimbulkan dari pembangunan ini," ungkap politisi Partai Demokrat Khotibul Umam Wiranu saat dihubungi wartawan di Jakarta, Sabtu (29/11).

Menurutnya, dalam hal memilih lokasi pembangunan pelabuhan internasional, Kemenhub harus menanggalkan ego sektoralnya. Kajian dari seluruh departemen kemaritiman serta Angkatan Laut, khususnya kajian Alur Laut Kemaritiman Indonesia (ALKI) harus diperhatikan. Pasalnya, ALKI sudah punya kajian kemaritiman termasuk tempat yang layak untuk pelabuhan internasional.

Menurutnya, dalam hal memilih lokasi pembangunan pelabuhan internasional, Kemenhub harus menanggalkan ego sektoralnya. Kajian dari seluruh departemen kemaritiman serta Angkatan Laut, khususnya kajian Alur Laut Kemaritiman Indonesia (ALKI) harus diperhatikan. Pasalnya, ALKI sudah punya kajian kemaritiman termasuk tempat yang layak untuk pelabuhan internasional.

"Pembangunan itu penting, tapi perlu diminimalisir dampaknya.
Memang perlu investor dari luar, sejauh tidak merugikan,
pembangunan kemaritiman itu perlu," kata Umam.

Lebih jauh, dia juga menyesalkan kebijakan Pemerintah Kabupaten Karawang yang tidak memiliki grand design pembangunan. Sehingga, masyarakat mengalami shock culture akibat industrialisasi yang masif tanpa mampu memproteksi kultur agraris dan kemaritiman.

"Proteksi terhadap lahan pertanian di Karawang sangat lemah. Intervensi industri manufaktur dan otomotif sangat tinggi terhadap kebijakan pemerintah. Sementara, masyarakatnya tidak dipersiapkan dari segi pendidikan maupun keterampilan kerja," beber Umam.

Rencana pembangunan Pelabuhan Cilamaya ditengarai semakin memarginalkan masyarakat petani dan pesisir di Karawang.

"Saya melihat pemerintah tidak punya grand design pembangunan. Alih fungsi lahan pertanian yang masif telah menghabiskan ribuan hektar lahan pertanian. Penyusutan lahan dari 94 ribu hektar menjadi 90 ribu dalam lima tahun terakhir membawa banyak bencana. Dari banjir sampai lemahnya ketahanan pangan," jelas anggota Komisi III DPR tersebut. [why]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya