Berita

hm prasetyo/net

Hukum

Ini Tiga Cacat yang Menyertai Pengangkatan Jaksa Agung Baru

JUMAT, 21 NOVEMBER 2014 | 13:24 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Ada tiga cacat yang menyertai pengangkatan mantan Jaksa Agung Muda Pidana Umum (2005-2006), HM Prasetyo, sebagai Jaksa Agung baru oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Berikut tiga cacat yang diutarakan analis politik, Ray Rangkuti, kepada wartawan lewat pesan elektronik, Jumat (21/11).

Cacat pertama, proses pemilihan Jaksa Agung dilakukan dengan cara tertutup. Tanpa ada semacam pemberitahuan di awalnya tentang nama-nama yang dinominasikan oleh Presiden sebagai calon Jaksa Agung.


"Efek pertama mengakibatkan cacat yang kedua. Yakni, proses yang tidak transparan dengan sendirinya mengabaikan partisipasi masyarakat," jelasnya.

Menurut Ray, sama sekali tak pernah diungkapkan siapa saja bakal calon Jaksa Agung. Dengan sendirinya masyarakat tidak pernah membuat semacam penilaian rekam jejak. Apakah calon-calon yang dimaksud tepat, kredibel, punya keberanian, jujur dan bersih, serta punya prestasi untuk membongkar bobrok dalam tubuh Kejaksaan Agung.

Masih kata dia, Kejaksaan Agung masuk dalam tiga lembaga yang masih jauh dari pembenahan reformasi, selain birokrasi dan kepolisian. Kini, bayangan akan buramnya pembenahan kejaksaan makin kuat dengan pemilihan Prasetyo sebagai Jaksa Agung.

"Dan ini cacat ketiga. Pribadi HM Prasetyo bukan figur menonjol di lingkungan kejaksaan. Masa baktinya sebgai Jampidsum tak menorehkan prestasi apapun. Tak ada kasus besar diungkap," tegas Ray.

Lebih dari itu, pemikirannya tentang reformasi kejaksaan juga tak terdengar sama sekali. Selain tak berprestasi, Prasetyo juga merupakan kader partai politik. Tentu hal ini seperti menyepelekan semangat Jokowi sendiri yang ingin menegakkan pemerintahan yang jauh dari tekanan dan kepentingan parpol.

Ray menilai, Jokowi terlihat, hari demi hari, makin dalam masuk ke cengkeraman parpol. Situasi ini tentu tak akan terjadi jika Jokowi sendiri mampu menahan diri, dan selalu membentengi dirinya dengan semangat awal keinginannya menjadi presiden.

"Sayang, Jokowi sendiri seperti membuka dirinya untuk diintervensi (parpol). Itulah yang terlihat dari pembentukan kabinet, dan sekarang Jaksa Agung," tambahnya. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya