Menurunnya populasi ikan tuna Indonesia menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi saat ini, baik nasional maupun internasional.
Menteri Kelautan dan PerikaÂnan Susi Pudjiastuti mengatakan, berdasarkan data Food AgriculÂture Organization (FAO) melalui State of World Fisheries and AquaÂculture (Sofia) 2014, sekitar 6,8 juta metrik ton berbagai jenis tuna ditangkap di seluruh dunia.
Dari jumlah itu, sekitar 4,5 juta ton berasal dari produksi utama tuna seperti albacore, bigeye, blueÂfin, skipjack dan yellowfin. Pada tahun yang sama, secara global Indonesia berhasil memaÂsok lebih dari 16 persen total produksi tuna dan sejenisnya secara global.
Permintaan pasar dan harga yang tinggi membuat produksi tuna kian menjadi primadona di tingkat global,†ungkap Susi.
Susi menjelaskan, dengan keÂkayaan laut yang berlimpah, khuÂsusnya dalam produksi tuna, InÂdonesia kini tengah menghaÂdapi tantangan baru. Eksploitasi terhaÂdap ikan tuna yang dapat berdamÂpak buruk bagi kelangÂsungan sumÂÂber daya dan habitat tuna menÂjadi tantangan pemeÂrintah ke depan.
Hal ini berdampak pada menuÂrunÂnya produktivitas, ukuran tuna yang dihasilkan cenderung meÂngeÂcil dan daerah penangkapan ikan yang semakin jauh ke laut lepas.
Dirjen Perikanan Tangkap KeÂmenterian Kelautan dan PerikanÂan (KKP) Gellwynn Jusuf mengÂajak seluruh
stakeholder dari berÂbagai negara untuk mensinkroÂnisasikan kebijakan agar dapat menemukan solusi untuk pemanÂfaatan sumber daya tuna dan menjawab kebutuhÂan global.
Bali Tuna Conference 2014 unÂtuk melahirkan arah kebijakan menghadapi tantangan kebutuhan ikan tuna ke depan,†kata GellwÂynn, yang hadir di Bali Tuna ConÂference 2014, Bali, kemarin.
Menurutnya, Indonesia meruÂpaÂkan salah satu negara penghasil tuna terbesar di dunia dan termoÂtivasi mengambil tindakan lebih lanjut dengan mengadakan konfeÂrensi untuk menjembatani kesenÂjangan antara kebutuhan pasar dan langkah-langkah manajemen yang diperlukan di tingkat hulu.
Harapannya, konferensi itu dapat membahas platform yang mampu mempromosikan upaya pengelolaan ikan di tingkat naÂsional dan regional.
Dia mengungkapkan, data proÂduksi ikan tuna dalam lima tahun terakhir menempatkan Indonesia sebagai negara pengÂhasil tuna terbesar di dunia. Tercatat, rata-rata produksi tuna, cakalang dan tongkol yang dihasilkan mencaÂpai lebih dari 1,1 juta ton per tahun dengan nilai perdagangan yang disumbangkan sekitar Rp 40 triliun.
Sumbangsih ikan tuna lumaÂyan besar. Dengan manajemen yang lebih baik ke depannya, dihaÂrapkan mampu menghaÂsilkan jauh lebih besar lagi,†ucapnya.
Namun begitu, pasar ikan tuna terutama di pasar global, telah memberlakukan standar kualitas tinggi. Untuk itu, perlu dirancang agar mampu menjamin kebutuÂhan yang berkelanjutan.
Adapun tujuan konferensi ini untuk bergerak lebih jauh meÂlampaui Konferensi Tuna Dunia yang digelar Mei 2014 di BangÂkok oleh InfoFish.
Secara khusus, konÂfeÂrensi ini ingin lebih meneÂkankan pada peÂnguatan manajeÂmen operasional perikanan tuna yang berkelanÂjutÂan. Konferensi ini dihadiri sekiÂtar 400 peserta dari berbagai orÂgaÂnisasi dunia. ***