Berita

as'ad/net

Pertahanan

As'ad Said Ali: BIN Harus Lebih Antisipasi Serangan Ideologi dari Luar Negeri

JUMAT, 21 NOVEMBER 2014 | 00:30 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

. Mulai sekarang dan di masa mendatang, Badan Intelijen Negara (BIN) harus memperkuat wawasan dan analisanya terhadap situasi dunia internasional. Hal itu karena potensi ancaman dari luar negeri semakin besar dalam bentuk serangan ideologi.

Demikian disampaikan mantan Wakil Kepala BIN, As'ad Said Ali, kepada , di kantornya, Jakarta, Kamis malam (20/11).

"Harus bergeser, bahwa ancaman juga besar di luar negeri. Intelijen untuk luar negeri diperkuat. Dalam negeri sama juga, tapi porsi luar negeri lebih besar dari sebelumnya," kata As'ad.

As'ad, yang sehari-hari menjabat Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, mengatakan, bentuk serangan dari luar negeri adalah perang pikiran atau perang ideologi. Contohnya, rakyat Indonesia melawan paham kebebasan yang sangat bebas atau ultra liberal. Sementara, kebebasan dalam keseharian rakyat Indonesia mesti berkembang sesuai kultur yang sudah lama mengakar.

"Sekarang ini terjadi perang pikiran. Perang pikiran adalah perang kepentingan, jadi satu. Misalnya orang bicara demokrasi. Di balik itu ada kepentingan ekonomi. Amerika menjajakan demokrasi, dia ingin mengubah pikiran kita sama kayak pikiran dia. Kalau pikiran kita sudah berubah maka akan ada kerjasama ekonomi, kita jadi pasar, barangnya dijajakan dan laku di sini," urainya.

Karena itulah dia menegaskan, aspek intelijen yang bisa mengantisipasi perkembangan itu adalah peran lebih besar untuk intelijen luar negeri.
Sementara soal ancaman nasional, menurut dia, tidak selalu terkait dengan konflik atau keamanan seperti filosofi Barat.

"Dalam pembukaan UUD 1945 ancaman itu tidak selalu keamanan. Melindungi segenap bangsa itu, ya keamanan. Tapi ada juga kalimat 'mencerdaskan kehidupan bangsa' dan 'menyejahterakan rakyat', itu soal ketenteraman dan kenyamanan. Itu juga penting," terangnya.

Menghadapi ancaman terhadap negara juga erat kaitannya dengan mewujudkan masyarakat yang bukan saja terjamin keamanannya, tapi juga terjamin ketenteraman hatinya .

Konsep keamanan negara harus lebih luas menjadi rakyat aman, tenteram dan nyaman. Intelijen harus mampu mendalami soal kesejahteraan ekonomi dan mewujudkan kebersamaan atau gotong royong di tengah rakyat.

"Kegiatan intelijen itu ya memberdayakan masyarakat dan menyadarkan masyarakat untuk membangun negara," tegasnya. [ysa]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

UPDATE

Penyelundupan BBL Senilai Rp13,2 Miliar Berhasil Digagalkan di Batam

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:39

Perkuat Konektivitas, Telkom Luncurkan Layanan WMS x IoT

Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:13

Pesan SBY ke Bekas Pembantunya: Letakkan Negara di Atas Partai

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:49

Wasit Ahmed Al Kaf Langsung Jadi Bulan-bulanan Netizen Indonesia

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:21

Fraksi PKS Desak Pemerintah Berantas Pembeking dan Jaringan Judol

Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:00

Jenderal Maruli Jamin Pelantikan Prabowo-Gibran Tak Ada Gangguan

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:47

Telkom Kembali Masuk Forbes World’s Best Employers

Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:30

Indonesia Vs Bahrain Imbang 2-2, Kepemimpinan Wasit Menuai Kontroversi

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59

AHY Punya Kedisiplinan di Tengah Kuliah dan Aktivitas Menteri

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:38

Mantan Panglima Nyagub, TNI AD Tegaskan Tetap Netral di Pilkada 2024

Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:17

Selengkapnya