Berita

sya'roni/net

Politik

Menteri Sudirman Said Buktikan Diri Bermuka Neolib

SENIN, 10 NOVEMBER 2014 | 21:41 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan bahwa 20 kontrak migas yang habis dalam masa 5 tahun mendatang tidak harus diberikan dan dikelola oleh Pertamina.

Sekretaris Jenderal Himpunan Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan (HUMANIKA), Sya'roni menilai, dengan pernyataan tersebut Menteri ESDM menunjukkan dirinya sebagai penganut ekonomi neolib, tidak berpihak kepada kepentingan nasional dan sekaligus meragukan kemampuan anak bangsa dalam  mengelola kekayaan alam Indonesia.

"Sangat disayangkan, menteri yang mengurusi migas tidak bangga kepada perusahaan nasional. Bagaimana mungkin Pertamina bisa menjelma menjadi perusahaan minyak kelas dunia seperti Petronas, Shell, Chevron, Exxon dan lain-lain jika tidak ada keperpihakan dari pemerintah," kata dia saat berbincang dengan Kantor Berita Politik (Senin, 10/11).


Menurut dia, sebagai menteri, Sudirman Said mestinya memberikan prioritas utama kepada Pertamina untuk mengelola 20 ladang migas tersebut. Jika Pertamina menyatakan ketidakmampuannya, barulah diberikan kepada pihak lain.

"Di belahan bumi mana pun, pemerintahan suatu negara pasti mendukung dan melindungi perusahaan migasnya. Lihat saja Freeport, sedikit saja Freeport mengalami gangguan, maka menteri luar negeri Amerika Serikat langsung bertamu ke Istana Negara," paparnya.

Sudirman Said, lanjut Sya'roni, mestinya mendukung secara penuh Pertamina. Kalau memang Sudirman Said cenderung mengecilkan dan memandang rendah kemampuan Pertamina, maka Jokowi harus segera menggantinya dengan figur yang lebih pro kepada kepentingan nasional.

"Bagaimana pun juga, Pertamina merupakan simbol kebanggaan Indonesia di bidang migas. Sebagaimana Petronas menjadi kebanggaan rakyat Malaysia. Jika Malaysia mampu menjadikan Petronas sebagai perusahaan minyak kelas dunia, maka Indonesia pun seharusnya lebih bisa," demikian Sya'roni.

Diketahui, dalam 5 tahun ke depan ada sekitar 20 kontrak blok migas yang akan habis. Menteri Sudirman Said menegaskan tidak harus setiap blok migas yang habis diberikan dan dikelola oleh Pertamina. Diantara kontrak blok migas yang akan berakhir adalah Blok Mahakam.

"Terbaik bukan berarti harus diberikan semua kepada Pertamina, tapi soal value added bagaimana? Sebagai contoh kita harus memikirkan memikirkan risk dan capability perusahaan-perusahaan nasional, tidak hanya Pertamina. Kita harus memikirkan Indonesia incorporated, semua perusahaan nasional harus diberi ruang yang baik untuk tumbuh bersama-sama demi kepentingan nasional," papar Sudirman di kantor pusat Pertamina, Jakarta (Rabu, 5/11).


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya