Berita

Jusuf Kalla

Wawancara

WAWANCARA

Jusuf Kalla: Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Bisa Dicapai Asal Lebih Banyak Bekerja Daripada Bicara

JUMAT, 07 NOVEMBER 2014 | 10:21 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Wakil Presiden Jusuf Kalla optimistis pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 7 persen seperti yang ditetapkan pemerintah dapat dicapai.

Asalkan kita meningkatkan pem­bangunan infrastruktur yang da­­pat menggerakkan aktivitas pe­rekonomian Indonesia,’’’ujar JK, sapaan Jusuf Kalla, kepada Rak­yat Merdeka usai mem­buka Pa­mer­an Indonesia Infras­truc­ture Week 2014, di Ja­karta Con­ven­tion Center (JCC), Rabu (5/11).

Saat ini saja, lanjut bekas Ketua Umum Partai Golkar itu,  dengan kondisi jalan yang rusak, Indo­nesia masih bisa mencapai per­tumbuhan ekonomi 5 persen.


Kita bisa mencapai pertum­buhan ekonomi 7 persen, asal lebih banyak bekerja daripada bicara. Tidak bisa pertumbuhan ekonomi naik kalau hanya di­bahas dalam seminar. Tapi harus dilakukan,” paparnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Yakin nih pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 7 persen bisa dicapai?
Ya, saya yakin. Masyarakat In­donesia dan pelaku usaha ti­dak perlu pesimistis dalam me­lihat laju pertumbuhan eko­no­mi Indo­nesia.

Saya optimistis target pertum­buhan ekonomi 2015 sebesar 7 persen yang ditetapkan pe­me­rintah itu bisa kita capai.

Bagaimana caranya?
Antara lain dengan mening­katkan pembangunan infrastruk­tur sebagai kunci pertumbuhan.

Mencapai pertumbuhan eko­no­mi sesuai target tidak bisa kalau hanya dibahas dalam seminar. Tanggapan Anda?
Ya itu betul. Penting sekali se­gera me­ng­am­bil tindakan nyata dalam menin­daklanjuti hasil-hasil kon­ferensi dan seminar in­frastruktur yang telah dilakukan berkali-kali. Seharusnya seluruh pihak tidak hanya puas dengan seminar dan konferensi. Tapi kita harus kerjakan.

Saya sering memberi arahan kerja kepada para pejabat negara. Ini terinspirasi oleh slogan salah satu merek produk olahraga asal Amerika Serikat (Nike-red). Saya suka slo­gannya, Just Do It itu sama dengan lebih cepat lebih baik, he-he-he. Penting menger­ja­­kan suatu hal daripada berbicara.

Apakah pemerintah akan kesulitan mencapai target itu?
Untuk mencapai pertumbuh­an 7 persen, Indonesia sebe­nar­nya lebih mudah dari negara lain. Se­bab, kita banyak potensi. Tum­buh 7-8persen itu mudah bila membuat prioritas. Kita bisa, asal just do it, nggak banyak seminar dibanding kerja.

Prioritas apa yang mau di­ker­jakan sekarang?

Semua sudah prioritas.  Apa pun yang kita bicarakan, kita su­dah tahu apa yang dibicarakan. Yang dibutuhkan ya kerja saja sebaiknya. Kita tahu semua, ba­gaimana pentingnya jalan, air­port, listrik, itu mempengaruhi kehidupan kita.

Listrik masih sering byar pet terus nih. Bagaimana nih?

Makanya penting sekali pe­ning­katan energi listrik. Selu­ruh sektor haruslah ditingkatkan dan dikembangkan sebagai sek­tor prioritas agar pertum­buhan eko­nomi dapat tercapai.

Masalah apa yang menye-babkan listrik sering mati?
Negosiasi PLN terlalu lama. Semua serba takut. Begitu juga mengenai membebaskan lahan. Tapi mulai  1 Januari berlaku Un­dang-Undang Pembebasan La­han Untuk Publik. Meski begitu jangan merugikan masyarakat.

Prioritas pertama perluasan, jangan lagi  ada masalah perizi­nan dan tanah. Jangan ragu akan kemampuan semua.

Kebutuhan akan listrik terus mene­rus. Penting kerja sama dengan semua pihak. Kita perlu belajar dari China. Mereka buat prioritas mengenai industri. Ti­dak ada infrastruktur yang akan ber­henti. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya