Menteri ESDM Sudirman Said berulang kali mengeluarkan pernyataan yang cukup kontroversial terkait ekonomi politik BBM. Pertama, dia menyatakan bahwa subsidi BBM hanya membuat rakyat jadi malas.
Lalu, Menteri Sudirman juga menyatakan bahwa subsidi BBM dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Terakhir, Menteri Sudirman mengatakan dirinya tidak akan membubarkan Petral yang selama ini disebut menjadi salah satu instrumen mafia migas.
“Dengan mengatakan bahwa subsidi BBM membuat rakyat jadi malas, Sudirman Said telah menyingkap tabir pemikirannya yang sangat kanan dan anti rakyat. Sekalian saja logika pemikiran kanan ini diteruskan, bahwa karena malas maka orang jadi miskin. Kesimpulannya, kalau subsidi BBM dicabut maka orang akan jadi kaya. Ini kan sangat menyesatkan,†ujar peneliti LSP Gede Sandra.
“Kita tahu setiap kali BBM dinaikkan, lebih dari 100 juta rakyat miskin dan hampir miskin di Indonesia, yang berpenghasilan di bawah 2 dolar AS per hari, akan terkena dampaknya. Jelas Pak Sudirman tidak akan terlalu merasakan dampaknya karena bukan berasal dari lapisan masyarakat itu,†sambungnya.
Gede juga mengatakan, pencabutan subsidi BBM akan menambah jumlah penduduk miskin dari kelompok hampir miskin sebanyak lebih dari 10 juta jiwa.
Alumnus ITB dan UI ini, yang akan diuntungkan dengan liberalisasi sektor BBM ini adalah para korporasi migas asing yang memiliki bisnis pom bensin (SPBU) di Indonesia, seperti Total, Shell, dan sebagainya.
“Jadi akan lebih tepat bila dikatakan bahwa pencabutan subsidi BBM di Indonesia akan mensejahterakan para kapitalis asing yang jumlahnya kurang dari 0,1% penduduk dunia,†masih kata Gede.
Adapun pernyataan Menteri Sudirman tidak akan membuabarkan Petral, menurut Gede, jelas tidak mewakili kebanyakan rakyat Indonesia yang ingin memberantas mafia minyak.
“Semua tahu bahwa keberadaan para trader ini hanya menguntungkan segelintir orang superkaya di Indonesia yang mendapatkan fee sebesar 2 dolar AS per barrel impor BBM perhari, atau sama saja dengan Rp 10 triliun pertahun,†demikian Gede sambil mengingatkan bahwa Sudirman memiliki kedekatan dengan mantan Menteri ESDM Kuntoro Mangkusubroto yang pernah menjadi komisaris perusahaan pengapalan migas.
[dem]