Berita

ilustrasi bbm/net

BBM Naik, Rakyat Wajib Kepung Istana

KAMIS, 30 OKTOBER 2014 | 17:11 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Kenaikan harga BBM  subsidi sebesar Rp 3000 per liter yang direncanakan sebelum tahun 2015 akan memacu inflansi. Efek dari kenaikan harga BBM akan membuat kalangan ekonomi menengah dan rakyat berpenghasilan rendah semakin terpuruk.

Begitu disampaikan Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN (FSP BUMN), FX. Arief Poyuono, dalam surat elektroniknya kepada redaksi (Kamis, 30/10).

"Kompensasi yang akan mengantikan pencabutan subsidi yaitu dengan Kartu Indonesia sehat dan Kartu Indonesia pintar hanyalah kebohongan publik. Selama ini rakyat miskin dan tidak mampu sudah mendapatkan jaminan kesehatan dari BPJS yang preminya sudah ditanggung oleh pemerintah dan sudah ada dana bantuan operasional sekolah yang membebaskan biaya pendidikan hingga 12 tahun," papar Arief.


Kenaikan harga BBM tidak sesuai dengan UU Migas yang melarang harga BBM dan subsidi BBM memakai mekanisme pasar sebagaimana telah diputusan MK atas judicial review UU No 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Dalam amarnya, MK membatalkan tiga pasal dalam UU Migas, yaitu Pasal 12 Ayat (3), Pasal 22 Ayat (1), dan Pasal 28 Ayat (2).

Subsidi BBM adalah bentuk kedaulatan rakyat yang dijamin dalam Pasal 33 UUD 1945 yaitu mencegah timbulnya praktik yang kuat memakan yang lemah. Menurut MK, seharusnya harga BBM dan gas bumi dalam negeri ditetapkan pemerintah dengan memperhatikan kepentingan golongan masyarakat tertentu.

Karena itu, Arief mengatakan, serikat buruh seluruh Indonesia mengimbau rakyat untuk melakukan penolakan kenaikan harga BBM dengan mengepung Istana dan kantor kantor Gubenur, Bupati dan kantor pengurus PDIP untuk diajak menolak kenaikan harga BBM seperti yang mereka lakukan saat pemerintahan SBY.

"Kekisruhan di parlemen yang diciptakan partai politik anggota Koalisi Indonesia Hebat patut diduga sebagai strategi untuk memuluskan pencabutan subsidi BBM, karena hingga hari ini parlemen belum bisa bekerja. Mereka bisa berbuat-apa apa atas kenaikan harga BBM," demikian Arief. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya