Berita

Heru Lelono

Wawancara

WAWANCARA

Heru Lelono: Pertemuan SBY-Mega Bisa Mencairkan Kebekuan Suhu Politik Antar Koalisi ...

SELASA, 21 OKTOBER 2014 | 08:02 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Staf Khusus Presiden Bidang Informasi dan Hubungan Masyarakat, Heru Lelono berharap pertemuan SBY dengan Megawati Soekarnoputri  saat pelantikan Jokowi-JK menjadi momentum persatuan tokoh-tokoh bangsa.

“Mudah-mudahan pertemuan kali ini bisa menjadi momentum persatuan, membuka ruang ko­munikasi dan tolerasi para tokoh bangsa untuk kepentingan yang lebih besar,” ujar Heru Lelono kepada Rakyat Merdeka.

Seperti diketahui, hubungan SBY dengan Megawati membe­ku awal 2004. Sebab, SBY tidak berterus terang maju sebagai ca­pres ketika ditanya Mega. Pada­hal, SBY saat itu menjabat Men­ko Polhukam.


Ketika mendapat angin segar bisa maju sebagai capres, SBY mengundurkan diri dari Kabinet Gotong Royong.

Selama masa kepemimpinan SBY, komunikasi keduanya tak berlangsung harmonis. Dalam sejumlah kesempatan, pertemuan SBY-Mega justru memperton­tonkan ‘kelucuan’.

Heru Lelono menyakini, perte­muan SBY-Mega saat pe­lantikan Jokowi-JK menjadi presiden dan wakil presiden, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, 20 Oktober 2014,  memiliki nuansa berbeda.

Berikut kutipan selengkapnya;

Nuansa apa yang berbeda?
Dalam pertemuan itu, kedua­nya hadir sebagai mantan presi­den, tokoh pemersatu, dan sesa­ma warga negara.

Mudah-mudahan, nasi belum menjadi bubur. Ini (pelantikan Jo­kowi-JK) bisa menjadi momon­tum silaturahmi para tokoh bang­sa.

Apa kebekuan komunikasi itu masih bisa dicairkan?
Saya rasa, ini harapan kita ber­sa­ma. Selain menjadi simbol pe­mersatu bangsa, mencairnya hubungan Pak SBY dan Bu Mega bisa menurunkan suhu politik yang diperontonkan para elite. Ikut mencairkan perseteruan Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

Sepengetahuan Anda, bagai­mana sikap SBY terhadap Mega?
Sejak dulu, sikap Pak SBY nggak pernah berubah. Beliau sangat hormat dan selalu beru­paya menjaga hubungan baik dengan Bu Mega. Saya yakin, itu nggak akan berubah.

Kalau ada yang bilang Pak SBY nggak mau bertemu atau tidak tulus dalam silaturahmi dengan Bu Mega, itu salah besar. Saya saksi hidup. Saya pernah mendampingi keduanya, tidak memihak kemana-mana.

Apa esensi pertemuan SBY-Mega?
Makna dari membaiknya hubu­ngan mereka tentu sangat besar. Seperti yang saya sampaikan tadi, keakraban mereka merupakan simbol persatuan, bahkan bisa mencairkan suhu politik yang terjadi beberapa pekan ini. Ke­akraban Pak SBY dan Bu Mega juga bisa memuluskan jalannya roda pemerintahan Jokowi-JK.

Artinya, ada ruang koalisi antar partai yang dikomandoi SBY dan Mega?
Saya tidak bisa komentar soal partai keduanya. Menurut saya, sebagai sesama tokoh nasionalis, tokoh bangsa, mereka perlu du­duk bersama untuk kepenti­ngan yang lebih besar. Tidak sekadar soal seremonial atau transak­sional.

Setahu saya, Pak SBY sudah memutuskan, partainya tak akan terlibat dalam pemerintahan Jokowi-JK. Tapi, sikap ini jangan diartikan, SBY menutup ruang atau SBY nggak mau bicara de­ngan Bu Mega. Untuk membi­carakan kepentingan yang lebih besar, kepentingan bangsa, beliau pasti bersedia.

Setelah mengakhiri jaba­tannya, apa yang akan dilaku­kan SBY dalam waktu dekat?
Beberapa bulan ke depan, Pak SBY diundang sebagai pembica­ra di sejumlah negara. Jadwal pas­tinya seperti apa, saya tidak ta­hu. Se­tahu saya, sampai  Desem­ber nan­ti, beliau banyak berada  di se­jumlah negara menjadi pembicara.

Selain itu, apa yang akan dikerjakan SBY?
Dalam waktu dekat beliau akan membuat SBY Center. Melalui lembaga tersebut, Pak SBY akan berkonsentrasi untuk memaju­kan pendidikan. Di SBY Center akan dibangun perpustakan dan sejum­lah fasilitas lain terkait pengem­bangan pendidikan.

Dimana SBY Center didi­rikan?
SBY Center dibangun di Sen­tul, Jawa Barat.

Kapan pembangunan dan peresmiannya dilakukan?
Saya belum tahu, dan belum bisa bicara terlalu banyak terkait rencana ini. Yang bisa saya sam­paikan, beliau akan berkonsen­trasi dibidang pendidikan, karena beliau adalah seorang pe­ngajar.  ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya