Berita

zulkifli hasan/net

Hukum

Zulkifli Hasan Dianggap Membahayakan Demokrasi dan Kedaulatan

JUMAT, 17 OKTOBER 2014 | 03:41 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta untuk mencari tahu adanya dugaan keterlibatan mantan Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, dalam sejumlah kasus yang berhubungan dengan alih fungsi hutan.

Kasus itu, antara lain  dugaan suap alih fungsi lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) kelapa sawit di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau dan suap alih fungsi lahan hutan yang telah menyeret Rahmat Yasin, Bupati Bogor. Hal itu terkait proses konversi hutan lindung menjadi lahan untuk perumahan milik pengembang PT Bukit Jonggol Asri, menyeret beberapa oknum pejabat Kementerian Kehutanan.

"Bukan rahasia umum lagi, di Kementerian Kehutanan paling banyak modus korupsi soal izin alih fungsi hutan. KPK harus ungkap keterlibatan Zulkifli Hasan atas kasus alih fungsi hutan di Bogor dan Kuantan Singingi, Riau," kata perwakilan Komando Perlawanan Rakyat Teritorial anti Korupsi (Kopral Aksi) Taufan di depan Kantor KPK Jakarta, Kamis (16/10).


Taufan tak datang sendirian. Dia datang bersama puluhan orang yang tergabung dalam Kopral Aksi. KPK, kata Taufan, pantas untuk menelusuri lebih jauh dugaan keterlibatan Zulkifli walau ia kini sudah menjabat Ketua MPR RI periode 2014-2019.

Menurutnya, Zulkifli sebelumnya adalah pemegang otoritas tertinggi di Kementerian Kehutanan. Jika dugaan keterlibatannya dalam kasus kehutanan tak diusut, tambah Taufan, maka dikhawatirkan terjadi bahaya demokrasi dan ancaman terhadap Kedaulatan NKRI.

"Akan terjadi bahaya disintegrasi bangsa ketika mandat kedaulatan rakyat Indonesia dibebankan pada sosok Zulkifli Hasan yang diduga terkait dengan skandal korupsi alih fungsi lahan di Bogor tersebut," tegasnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya