Berita

foto:presidenri.go.id

SBY Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Soka Jepang

SELASA, 14 OKTOBER 2014 | 16:55 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Jelang lengser pada 20 Oktober ini, Presiden SBY menerima gelar Doctor Honoris Causa bidang pendidikan dan kebudayaan dari Universitas Soka, Jepang. Penganugerahan gelar disampaikan langsung oleh Rektor Yoshihisa Baba di Istana Negara, Jakarta, Selasa siang (14/10).

"Penganugerahan gelar kehormatan doktor dalam bidang pendidikan dan kebudayaan ini direkomendasikan oleh Bapak Daisaku Ikeda, pendiri Universitas Soka, karena menghargai jasa-jasa dan prestasi yang telah Yang Mulia Bapak Presiden berikan kepada masyarakat, terutama menghormati budi pekerti," ujar Yoshihisa Baba.

Presiden SBY mengapresiasi pemberian gelar ini. Indonesia, ujar SBY, akan mencapai 100 tahun kemerdekaan pada tahun 2045. Visi Indonesia pada masa itu adalah demokrasi yang kuat dan stabil, ekonomi berkeadilan, dan peradaban yang lebih baik. Hal itu tidak dapat tercapai jika tidak ada peningkatan pendidikan dan kebudayaan.


Pendidikan merupakan salah satu prioritas sejak awal pemerintahan SBY, dengan mengalokasikan 20 persen APBN untuk sektor pendidikan sesuai amanat konstitusi. "Dan dengan tumbuhnya perekonomian kami, maka anggaran pendidikan pun terus meningkat setiap tahun," jelas SBY.

Sejak tahun 1989, Indonesia telah menetapkan 9 tahun wajib belajar. "Sekarang kami menetapkan target universal, yaitu 12 tahun pendidikan hingga Sekolah Menengah Atas," tambah Kepala Negara ini.

Pendidikan menjadi hal yang penting. Salah satu alasannya karena pendidikan adalah cara paling efektif untuk memberantas kemiskinan. Masyarakat menengah ke bawah di Indonesia punya masalah finansial untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Maka dari itu, pemerintah mempromosikan program 'Bidik Misi' yang merupakan beasiswa untuk masyarakat tidak mampu yang berprestasi. Tak hanya itu, pemerintah juga memberikan bantuan khusus untuk sekolah-sekolah untuk memperbaiki fasilitas pendidikannya.

Di sisi lain, kebudayaan juga merupakan kunci dalam pembagunan nasional. "Ketahanan dan kesatuan nasional Indonesia hanya dapat maju dalam lingkungan dimana semua kelompok etnis dapat berkembang bersama, perbedaan dirayakan, dan pluralisme dianut," ujar SBY.

Kebudayaan yang kuat berarti pemahaman yang kuat atas nilai-nilai bersama, tradisi, dan cara hidup. "Di Indonesia, mengamankan kebudayaan kami sama pentingnya dengan mengamankan lingkungan. Ini adalah bagian dari identitas nasional. Dan mengamankan kebudayaan kami tidak datang dengan sendirinya, atau dari pemerintah saja. Ini harus dilakukan secara sistematis oleh semua institusi terkait," Presiden menuturkan.

Dunia saat ini menghadapi sejumlah isu global, seperti perubahan iklim, konflik etnis, hingga ekstrimisme. Menurut SBY, pendekatan kebudayaan dan solusi lokal dapat menjadi jawabannya. Dalam isu perubahan iklim, Indonesia telah memberikan dukungan dengan menularkan nilai-nilai kearifan lokal, seperti memperlakukan alam sebagai warisan yang harus dilestarikan. Secara harmonis masyarakat Indonesia tinggal bersama lautan, hutan, matahari dan bumi yang merupakan bagian dari warisan alam.

"Maka dari itu, saya menyampaikan bahwa bagi masyarakat Indonesia, mengamankan lingkungan dari bahaya perubahan iklim adalah suatu keharusan," demikian SBY dilansir dari laman presidenri.go.id. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya