Berita

salah satu aksi unjuk rasa berujung kekerasan di hong kong pekan lalu/net

Dunia

Bank Dunia: Unjuk Rasa Jalanan Ganggu Ekonomi Hong Kong dan Tiongkok

SENIN, 06 OKTOBER 2014 | 15:15 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Aksi unjuk rasa jalanan yang terjadi di Hong Kong sejak pekan kemarin dapat menganggu perekonomian Hong Kong dan juga Tiongkok.

Kepala ekonom Asia untuk Bank Dunia Sudhir Shetty menyebut, dampak ekonomi yang dialami Hong Kong akan bergantung pada berapa lama unjuk rasa yang kerap kali diwarnai oleh pemblokiran jalan dan kericuhan itu terjadi.

"Dampaknya akan mempengaruhi baik daerah administratif Hong Kong itu sendiri, ekonomi mereka, serta dalam hal dampak yang lebih luas pada perekonomian Tiongkok," jelasnya kepada wartawan di Singapura (Senin, 6/10).


Bank Dunia, kata Shetty, tidak memiliki perkiraan soal perkembangan ekonomi Hong Kong, namun ia menyebut pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan turun menjadi 7.4 persen pada tahun ini dan 7.2 persen pada tahun 2015 mendatang. Padahal sebelumnya, pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Tiongkok mencapai 7.7 persen.

Namun ia menyebut, Hong Kong merupakan negara yang berpenghasilan tinggi bila dibandingkan dengan Taiwan. Dengan aksi unjuk rasa yang berlangsung bisa memberikan pengaruh baik jangka pendek atau jangka panjang dalam pertumbuhan ekonomi Hong Kong. Oleh karena itu, dampak ekonomi akan bergantung pada berapa lama ketidakpastian unjuk rasa itu terus berlangsung.

"Ketidakpastian adalah hal yang tidak baik bagi aktivitas ekonomi," sambungnya dikutip AsiaOne.

Diketahui puluhan ribu massa yang mayoritas merupakan mahasiswa melakukan protes, memblokir sejumlah jalan serta menyuarakan aspirasinya di depan gedung-gedung pemerintahan sejak pekan lalu. Protes tersebut dilakukan menyusul keputusan Tiongkok untuk memeriksa setiap kandidat yang nantinya akan mengikuti pemilihan umum pertama di Hong Kong untuk memperebutkan posisi Kepala Eksekutif yang merupakan posisi tertinggi bagi sipil pada tahun 2017 mendatang.

Demonstran meminta Tiongkok menarik rencananya itu dan menunutut agar Kepala Eksekutif saat ini, CY Leung mengundurkan diri.

Namun Leung telah menyatakan untuk tidak mundur dari jabatannya karena menilai protes tersebut tak beralasan. Ia juga menyerukan kepada para demonstran untuk kembali ke rumahnya masing-masing dan mengakhiri protes.

Saat ini dikabarkan sebagian pengunjuk rasa telah kembali ke rumahnya dan PNS dapat kembali bekerja di kantor-kantor pemerintahan yang sebelumnya menjadi aksi unjuk rasa. Kendati demikian, gelombang aksi belum juga redam sepenuhnya. [mel]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya