Pidato Pelantikan Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven di hadapan parlemen pada Jumat (3/10) menuai penilaian yang berbeda dari Amerika Serikat dan Palestina.
Pasalnya, dalam pidato itu sang perdana menteri baru secara mengejutkan mengeluarkan pernyataan mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
"Penyelesaian atas konflik Israel-Palestina memerlukan pengakuan bersama dan kemauan untuk hidup berdampingan secara damai. Oleh karena itu, Swedia akan mengakui negara Palestina,†begitu kutipan pidato Lofven sebagaimana dikutip
Voanews (Sabtu, 4/10).
Sontak pernyataan positif PM Lovfen ini mendapat sambutan baik dari Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki, yang kemudian mendesak negara-negara Eropa Barat lain agar mengikuti langkah Swedia tersebut.
Namun di sisi lain, pihak Amerika Serikat tidak terima dengan pengakuan negara anggota Uni Eropa itu. Melalui jurubicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki, AS menyebut pengakuan pemerintah baru Swedia atas negara Palestina sebagai hal yang prematur.
"Amerika juga mendukung status Palestina sebagai negara, tetapi hal itu hanya dapat terjadi melalui hasil perundingan oleh kedua pihak. Baik Israel dan Palestina harus menjadi pihak yang menyepakati persyaratan tentang bagaimana mereka hidup di dua negara itu pada masa depan," tukas Psaki.
[ian]