Berita

ilustrasi melahirkan/net

Dunia

Pertama di Dunia Medis, Wanita Swedia Berhasil Lahirkan Anak dengan Rahim Transplantasi

SABTU, 04 OKTOBER 2014 | 08:39 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Seorang wanita berhasil melahirkan seorang anak laki-laki dengan menggunakan rahim transplantasi bulan September lalu.

Wanita berusia 36 tahun itu terlahir tanpa uterus dan menjalani perawatan kanker. Hal itulah yang menyebabkan rahim wanita tersebut tidak dapat berfungsi dengan normal, kendati ovariumnya masih berfungsi dengan baik.

Namun akhirnya ia mendapatkan sumbangan rahim dari rekannya yang berusia 61 tahun. Rekannya tersebut diketahui masuk masa menopause.

Menurut jurnal kesehatan Inggris, The Lancet, bayi tersebut lahir secara prematur dengan berat 1.8 kilogram. Fenomena melahirkan bayi dengan rahim transplantasi merupakan yang pertama kalinya dalam dunia kesehatan.

BBC
pada Sabtu (4/10) mengabarkan, wanita itu beserta suaminya diketahui melakukan In Vitro Fertilisation (IVF) untuk memproduksi 11 embrio yang kemudian dibekukan. Dokter-dokter di Sahlgrenska University Hospital di Gothenburg kemudian melakukan transplantasi rahim. Untuk menghindari agar rahim transplantasi ditolak oleh tubuh, maka wanita tersebut diberikan obat-obatan untuk menekan sistem imun tubuh.

Selang saetahun telah menlakukan transplatasi rahim, dokter kemudian memutuskan bahwa wanita tersebut siap menerima implan dari embrio yang beku hingga akhirnya berhasil hamil.

Wanita itu pun akhirnya melahirkan secara prematur, yakni setelah 31 minggu kehamilan.

Kendati sempat menghadapi kendala, seperti detak jantung sang bayi yang abnormal, namun saat ini kedaan ibu dan bayinya dikabarkan telah baik-baik saja.

"Setelah perjalanan yang cukup sulit selama beberapa tahu, tapi kini kita memiliki bayi yang sangat luar biasa," kata sang ayah yang tak disebutkan namanya dalam sebuah wawancara dengan Associated Press.

"Ia tidak memiliki perbedaan dari anak-anak lainnya, tapi ia akan memiliki cerita yang bagus untuk dikisahkan," sambungnya.

Transplantasi rahim tersebut merupakan yang pertama yang berhasil setelah sebelumnya tercacat ada dua upaya percobaan medis untuk melakukan hal yang serupa, namun tidak berhasil.

Pada kasus pertama, organ transplantasi kemudian menjadi penyakit dan harus dibuang dari tubuh setelah tiga bulan. Sementara pada kasus kedua, wanita yang menjalani transplantasi mengalami keguguran.

"Kesuksesan kami didasarkan pada lebih dari 10 tahun penelitian hewan intensif dan pelatihan bedah oleh tim kami dan membuka kemungkinan untuk mengobati banyak wanita muda di seluruh dunia yang menderita infertilitas rahim," kata dokter yang memimpin transplantasi tersebut, Prof Mats Brannstrom. [mel]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya