. Misteri koin Gunung Padang akhirnya terungkap. Hasil analisa laboratorium memastikan koin bukanlah alat tukar, tetapi semacam amulet.
"Tim peneliti kemarin sudah mendapatkan hasil analisa Laboratorium Metalurgi Universitas Indonesia. Hasilnya menunjukkan meski tembaga sebagai unsur dominan dalam koin itu, namun koin masih ada 3 unsur lain yaitu iron, timbal dan nikel ( Cu: 92,4 persen, Pb: 3,93 persen, Fe: 1,9 persen, Ni: 0,09 persen). Dari komposisi hasil lab ini untuk sementara disimpulkan koin bukanlah berfungsi sebagai alat tukar, melainkan semacam amulet," jelas Sekretaris Tim Peneliti Gunung Padang Erick Rizky (Kamis, 25/9.
Secara etimologi, kata amulet berasal dari bahasa latin “amuletum†yang berarti suatu benda yang melindungi seseorang dari kesulitan. Secara sederhana amulet diartikan sebagai benda yang memiliki kekuatan supranatural atau energi tertentu. Amulet di Indonesia memiliki akar budaya yang sudah sangat tua, turun temurun dan masih ditemukan hingga kini. Benda yang diyakini amulet bukan hanya berupa unsur logam tapi bisa berbentuk lain.
Dikatakan lebih lanjut oleh Erick, pembuatan sebuah amulet yang berkualitas tidaklah mudah. Biasanya dimulai dari pemilihan material, pemilihan waktu menurut numerology, astrology, hingga pemilihan images. Biasanya koin amulet dipilih berdasarkan kondisi yang dianggap mewakili tingkat tertentu kemajuan peradaban yang kemudian dihormati dan dinggap suci. Oleh karena itu simbolnya adalah manusia atau simbol hewan yang merepresentasikan kebudayaan atau teknologi maju.
Meski unsur koin amulet Gunung Padang sudah diketahui, namun belum ada penjelasan ilmiah mengenai relief dalam koin.
"Masih belum dapat disimpulkan, masih dianalisa. Ada beberapa dugaan relief yang muncul menyerupai tradisi suku Maya, seperti tokoh wayang semar, seperti bagian tertentu kalender sunda wiwitan, seperti Airlangga hingga mirip manusia menghadap ke kanan kepala menggunakan helm dan sedang menaiki kendaraan tertentu," paparnya.
Koin Gunung Padang ditemukan tengah malam pada 15 September lalu saat pengeboran mencapai 11 meter. Koin terangkat bor melalui saluran pembuangan limbah, sehingga koin itu berbentuk utuh alias tidak rusak. Coring menggunakan mata bor kecil berdiameter 5 sentimeter, disamping sisi kiri dan kanan bor ada saluran air agar memudahkan pengeboran, lalu dikeluarkan melalui saluran sisi lainnya. Di saat saluran air itu berjalan, koin terangkat.
Koin berwarna hijau kecokelatan dengan ukuran diameter 1,7 sentimeter dan permukaan datar. Pada koin terdapat lingkaran yang sangat banyak motif, seperti motif gawangan disamping lingkaran koin, lalu di dalamnya ada garis melingkar pada semua bagian koin.
Uniknya garis melingkar itu ternyata berbentuk untaian lingkaran yang sangat kecil, dengan diameter sekitar 0,3 milimeter dengan jumlah sebanyak 84 lubang dengan ketebalan 1,5 milimeter.
"Berdasarkan lokasi di kedalaman penemuan bentuk koin diperkirakan usianya minimal 5200 SM. Seberapa tua usia pastinya, sulit untuk memastikannya. Namun bisa disimpulkan koin amulet Gunung Padang minimal berumur 5200 SM," paparnya.
[dem]