RMOL. Menteri BUMN Dahlan Iskan sudah menyiapkan tiga nama calon Direktur Utama PT Pertamina (Persero) menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri terhitung 1 Oktober 2014. Dahlan menyebut tiga nama calon Dirut Pertamina itu ada dari internal maupun eksternal. Dari internal, yang santer disebut yakni Direktur Pemasaran dan Niaga Hanung Badya dan Direktur Gas Pertamina Hari Karyuliarto.
Direktur Eksekutif Institut Proklamasi, Arief Rahman berpendapat dua nama itu masih belum layak untuk menggantikan Karen. Baik Hanung maupun Hari, meski punya rekam jejak panjang di Pertamina, dinilai akan mudah diintervensi dari pihak luar, khususnya mafia migas. Di sisi lain, ada sejumlah kabar yang menyebut keduanya terlibat dalam beberapa kasus.
"Keduanya punya catatan, Hari diduga terlibat dalam kasus penyewaan kapal tangker seperti pernah ditulis sebuah majalah, sementara Hanung saya lihat belum ada prestasi," ujar Arief di Jakarta, Rabu (20/8).
Selain itu Hari Karyuliarto juga diduga menjadi 'pelindung' para calo gas. Menurut Arief, pengganti Karen setidaknya harus memiliki kemampuan manajerial korporasi dan meningkatkan prestasi perusahaan. Pasalnya, semasa Karen, Pertamina mampu menembus Fortune Global.
"Kalau pun salah satu yang dipilih, cukup untuk masa transisi saja sebelum penunjukan dirut definitif melalui RUPS Luar Biasa," ucapnya.
Pertamina dinilainya akan lebih gamang jika Hari dan Hanung diangkat menjadi dirut definitif karena keduanya menurut rumor terlibat dugaan korupsi. Santer dikabarkan, Hari memiliki kedekatan dengan bekas Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Sementara Hanung yang pernah menjabat Direktur Utama Pertamina Energy Limited (Petral) rumornya 'dikuasai' mafia minyak.
"Jadi cukup di transisi saja, jika komunikasi di segala kelompok internal belum mampu dikonsolidasikan akan lebih berat, cukup dikasih mandat sebagai plt sebelum digelar RUPS," tegasnya.
Arief pun menyarankan keduanya bersikap pro aktif untuk menjelaskan ke publik terkait kabar miring tersebut, bahkan jika perlu mengajak Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Kalau memang tidak ada masalah, baru bisa diberikan kepercayaan," katanya.
Ia menekankan, siapa pun yang jadi dirut Pertamina nanti harus kuat dari tekanan. Dirut baru Pertamina harus memiliki alur atau frame sendiri dan tidak terjebak tarik menarik kepentingan. Ia menduga, Karen yang mundur dengan alasan pribadi juga sangat janggal.
"Agak aneh, pasti ada
something wrong ada sesuatu," tengarainya.
Menurut dia, pengganti Karen dari luar Pertamina juga bisa diberi kesempatan asal memiliki mental kuat memiliki kemampuan mengelola perusahaan BUMN dengan aset terbesar. Ia mengatakan, dari informasi yang diperolehnya dari internal Pertamina, Hanung disebut memiliki ambisi besar dan namanya sering muncul di saat RUPS untuk pergantian dirut.
[wid]