Berita

ilustrasi

On The Spot

Tali Terus Diulur, Tujuh Pemanjat Pasang Jaring Pengaman & CCTV

Ngintip Rencana Pencucian Patung Pancoran
SELASA, 19 AGUSTUS 2014 | 10:00 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Empat pria berbaju orange bergelantungan di patung Dirgantara. Satu per satu turun menggunakan tali. Tiga orang yang berada di bawah memegang tali yang menahan beban para pemanjat. Tali diulur perlahan. Menjelang petang, semua pemanjat bisa menginjakkan kaki di tanah dengan selamat.

Peralatan memanjat dibereskan. Tali yang dipakai untuk memanjat dibiarkan menjuntai. Tali itu telah terikat kuat di badan patung lebih dikenal sebagai patung Pancoran. Ketujuh pria itu lalu beristirahat bersandar di pondasi tugu ini.

Patung yang berdiri sejak 1965 ini sedang dalam proses pembersihan. Cuaca dan polusi membuat patung yang terbuat dari perunggu ini menghitam. Beton melengkung penyangganya juga dibersihkan.

Untuk membersihkan patung membutuhkan keahlian khusus. Sebab patung ini berdiri 27 meter di atas tanah. Tim pemanjat Garuda Adventure pun dilibatkan. Sejak pekan lalu lalu, mereka membuat “base camp” di taman yang mengelilingi patung. Dua tenda dome didirikan untuk tempat bermalam.

Kemarin, tim pemanjat memeriksa paranet yang telah dipasang malam sebelumnya. Paranet biasa dipaksa di proyek-proyek pembangunan gedung bertingkat. Bentuknya seperti jaring dengan celah rapat. Paranet dipasang sebagai alat pengaman. Baik untuk tim yang bekerja di atas maupun jika ada peralatan yang terjatuh. Peralatan sekecil apapun jika jatuh dari ketinggian puluhan bisa menyebabkan luka fatal bagi yang tertimpanya.

“Kita cek kondisi paranet. Nanti malam (tadi malam—red), kita akan pasang tiga CCTV di area patung,” kata Mubarok, ketua tim Garuda Adventure.

Menurut pria asal Bogor ini, pembersihan patung Pancoran masih tahap persiapan. Timnya ditargetkan untuk membersihkan patung dalam waktu sebulan. Tim Garuda Adventure tak ngoyo melakoni pekerjaan ini. Mereka memilih mulai bekerja pada sore hingga dinihari.

Mubarok mengungkapkan pemasangan paranet baru dimulai pada Minggu malam. Selesai menjelang subuh. Pemasangan kamera pemantau juga dilakukan pada malam hari.

Pada siang hari, angina bertiup kencang. Suhu mencapai 36 derajat Celcius. Kondisi bisa menghambat tim pemanjat menjalankan tugasnya. “Belum lagi bising kendaraan, bisa buyar konsentrasi,” jelas Mubarok. Pekerja di ketinggian dengan posisi bergelantungan butuh konsentrasi tinggi. Kesalahan kecil saja bisa membahayakan keselamatan pemanjat.

Pemantauan Rakyat Merdeka, taman di bawah patung Pancoran dikelilingi banner setinggi tiga meter membuat pagar. Banner diikatkan di tiang steger.

“Mohon maaf sedang ada pekerjaan konservasi patung dan monument di ruang publik,” tulisan di banner bergambar patung Pancoran. Pagar ini sekaligus penanda daerah yang bisa dan tidak boleh dimasuk pihak yang tidak berkepentingan.

Di balik pagar tampak ruang terbuka berukuran. Di sinilah ditaruh berbagai peralatan untuk membersihkan patung Pancoran. Mulai drum, selang hingga mesin penyemprot air.

Tepat di depan beton penyangga patung ada ruangan ukuran 2x4 meter. Beralaskan terpal, tempat itu biasa digunakan pekerja untuk istirahat. Sekaligus, sebagai tempat menyimpan barang pribadi milik pekerja.

Di depan ruangan itu itu ada meja yang diataskan diletakkan perangkat komputer. Layar monitor komputer menampilkan gambar yang tertangkap CCTV. Ada empat kamera pemantau yang sudah dipasang di atas. Semua kamera diarahkan ke patung, balik yang dipasang di depan maupun di belakang. Dari gambar yang ditangkap kamera ini, tim bisa melihat semua bagian patung. Beberapa bagian tampak tertutup kotoran yang sudah mengeras.

Mubarok menjelaskan, setelah memasang paranet dan CCTV, timnya akan memasang besi baja ringan mengelilingi patung. Besi ini sebagai rangka untuk memasang paranet. “Agar nyuci patungnya tidak terkendala cuaca,” sebutnya.
 
Pria paruh baya terlihat mengamati patung yang berdiri di ketinggian. Dia adalah Andi Sumarno dari Balai Konservasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Ia ditugaskan sebagai pengawas lapangan dalam pembersihan patung Pancoran.

Secara panjang lebar, dia menjelaskan proses “pencucian” patung Pancoran. Ada empat tahap membersihkan patung berbahan perunggu itu. Pertama, pembersihan patung secara manual menggunakan sikat ijuk dan air untuk membersihkan debu serta kotoran. Kedua, pembersihan tradisional dengan melumuri patung dengan ekstrak jeruk nipis secara merata. Setelah didiamkan lima menit, kemudian disiram air bersih dan disikat.

Ketiga, pembersihan kimiawi. Zat yang dipakai adalah alkali gliresol dengan komposisi Natrium Hidroksida (NaOH) sebanyak 120 gram, gliserol 40 ml, dan aquadest 1 liter. Bahan kimia ini dipakai untuk menghilangkan karat yang sulit dibersihkan sikat dan jeruk nipis. Cairan dioleskan secara hati-hati dengan kapas.

“Kalau pakai jeruk nipis sudah bersih, tidak pakai bahan kimia,” ujar Sumarno.

Tahap terakhir membersikan melakukan perlindungan. Patung akan dilapisi dengan Paraloid B 72 dan chlorothene menggunakan mesin semprot. Tujuannya agar tak cepat rusak dan kotor karena cuaca dan polusi.

Beton melengkung penyangga patung juga akan dimandikan. Pertama untuk menghilangkan debu, kotoran dan ganggang kering, beton dibersihkan sikat ijuk dan steam cleaner. Kemudian beton diberi lapisan pelindung dari bahan masonceal dengan alat penyemprot. 

“Pembersihan badan biasa pakai teepol, itu rekomendasi dari tim karena konservasi karena ph-nya netral. Nah, mansoceal itu fungsinya melindungi beton dan tidak menyerap air. Kalau ada kesalahan dalam proses pembersihan, bisa dikelupas lagi,” katanya.

Sumarno mengatakan pencucian patung Pancoran akan selesai awal September. Dilanjutkan membersihkan patung Diponegoro yang berada di area Monas. Proyek membersihkan kedua patung itu menghabiskan anggaran Rp 566 juta.

Jeruk Nipis Diblender Dinaikkan Pakai Drum

Patung Dirgantara atau lebih tenar dengan nama patung Pancoran belum pernah dibersihkan sejak berdiri tahun 1965 atau 49 tahun selam.

Berada di area padat lalu lintas ibukota, tepatnya di perempatan Pancoran, Jakarta Selatan, membuat patung tersebut kusam karena cuaca dan terpapar asap pembuangan kendaraan bermotor. Bahkan, asap buang yang mengandung karbon monoksida dan sulfur dioksida itu, telah memunculkan karatan beberapa bagian patung berbahan perunggu itu.

Kini patung yang berdiri pada ketinggian 27 meter itu, sedang proses ‘pemandian’ oleh jajaran Unit Pengelola Teknis (UPT) Balai Konservasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta. Targetnya, bulan depan, patung tersebut sudah kinclong.

Andi Sumarno, pengawas lapangan dari Balai Konservasi Disparbud DKI Jakarta menceritakan cara jitu menghapus noda dan karat yang melekat pada patung Dirgantara. Yaitu, melumuri badan patung dengan ekstrak jeruk nipis.

Setidaknya, sudah ada dua patung di Ibukota yang telah sukses dibersihkan menggunakan ekstrak jeruk nipis. Yaitu, Tugu Tani di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, dan Patung Pemuda Membangun yang berada di Kawasan Bunderan Senayan, Jakarta Selatan.

Untuk membersihkan patung Dirgantara, Sumarno menyatakan siap menggunakan 30 kg jeruk nipis. Caranya, seluruh jeruk nipis dihancurkan menggunakan blender. Kemudian dimasukkan ke dalam drum yang akan diangkut ke ketinggian 27 meter.

“Sama kulit-kulitnya kita blender di sini (bawah patung Pancoran), terus dibawa ke atas,” ujar Sumarno.

Menurut Sumarno, ekstrak jeruk nipis banyak manfaatnya. Terutama, menghilangkan noda hingga karat pada benda berbahan logam, termasuk perunggu. Cara itu, sudah digunakan sejak zaman Belanda untuk membersihkan senapan hingga meriam.

Dijelaskan, jeruk nipis berkhasiat membersihkan logam dari karat karena kaya asam sitrat. Asam sitrat akan melarutkan logam yang teroksidasi menjadi karat.

Namun, proses melumuri patung dengan jeruk nipis harus dilakukan secara cepat.
Setelah lima menit sejak dilumuri, patung disikat secara hati-hati. Tujuannya agar khasiat dari jeruk nipis tersebut dapat mengalahkan noda membandel yang telah menempel pada patung Dirgantara selama hampir setengah abad.

Tak Ada MCK, Numpang Mandi Di Halte Busway

Sudah sepekan pembersihan patung Dirgantara atau Tugu Pancoran, Jakarta Selatan, berlangsung. Setidaknya, tujuh pekerja yang kesemuanya pemanjat tebing berdiam di tempat ini.

Memutuskan bekerja mulai sore hingga dini hari, para para pekerja harus menginap. Di ruang terbuka 4x15 meter yang dipagari banner di bawah tugu, menjadi tempat tinggal mereka.

Mubarok, salah satu pemanjat mengatakan sudah biasa mengerjakan bersih-bersih di tempat ketinggian. Selain patung-patung tinggi, jendela pencakar langit juga menjadi tempatnya mendulang rupiah. Hobinya memanjat mengantarkannya pada profesi ini.

Mubarok tidak mengeluh akan bermalam di mana saat bekerja. Pria yang gemar naik gunung itu sudah terbiasa dengan kondisi lingkungan apapun. Namun, dia menyayangkan pihak yang mempekerjakannya tidak menyediakan tempat mandi dan toilet di area bekerja.

Alhasil, untuk mandi dia harus menumpang di halte Busway terdekat maupun pos polisi di kawasan perempatan Pancoran. Namun, di dua lokasi itu tak ada tempat untuk untuk buang air besar (BAB).”Kalau BAB, harus nyari mushola,” terangnya.

Pria asal Bogor itu berharap,  Balai Konservasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta menyediakan dua kamar mandi darurat untuk pekerja. “Biar nggak numpang-numpang lagi,” pungkasnya. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

UPDATE

Israel Lancarkan Serangan Darat ke Lebanon Barat Daya

Selasa, 08 Oktober 2024 | 16:05

Prabowo Disarankan Perbesar Anggaran Pertahanan

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:59

Lampaui Target, Peserta Pameran TEI ke-39 Tembus 1.460 Exhibitor

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:57

Khofifah Kuatkan Kehidupan Beragama Lewat Pesantren

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:49

Bikin Bingung Pemilih, Trump dan Istri Beda Pandangan Soal Aborsi

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:46

Tampung Keluhan Hakim, DPR Pertimbangkan Revisi UU Kehakiman

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:40

Pemberdayaan BRI Tingkatkan Skala Usaha Klaster Usaha Rumput Laut Semaya di Nusa Penida

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:34

Perdana, Wakil Myanmar Bakal Hadiri KTT ASEAN di Laos

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:26

Harga Pangan Bervariasi: Beras Turun, Minyak Goreng Naik

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:25

Bikin Ngeri, Timnas Jepang Panggil 22 Pemain di Eropa

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:24

Selengkapnya