Berita

Awas, Uang Negara Dijadikan Modal Kampanye

RABU, 16 APRIL 2014 | 16:27 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Forum Transparansi Anggaran (Fitra) mengingatkan rakyat untuk memantau pengelolaan uang negara baik APBN, APBD, BUMN, menjelang pemilihan presiden 2014 ini. Karena ada kerawanan dalam pengelolaannya.

"Disebut rawan, karena tradisi elit politik kita dalam bertarung untuk memperebut jabatan publik seperti jabatan presiden, tidak akan mau mengeluarkan modal sendiri," jelas Direktur Investigasi dan Advokasi Fitra Uchok Sky Khadafi (Rabu, 16/4).

"Modal untuk membiayai kegiatan politik untuk memperebut jabatan publik, biasanya diambil dari 'modal alternatif' alias modal gratis yang bersumber dari keuangaan negara," sambungnya.


Uchok mengatakan itu karena melihat pengalaman Pilpres 2009 lalu dengan merujuk hasil audit BPK semester II tahun 2010 atau setelah pesta demokrasi selesai.

Yaitu, ditemukan dugaan kebocoran anggaran sampai sebesar Rp 968 triliun; USD 1,4 juta; AUD 7,2 juta; VND 32,5 juta; JPY 1,8 miliar; EUR 3,9 juta; untuk 85 kementerian atau lembaga negara.

"Sedangkan temuan kebocoran dari BUMN sebesar Rp 220,7 triliun; USD 5,3 miliar; JPY 574 juta; dan EUR 17 juta untuk 129 BUMN. Untuk  menjelang kampanye saja, atau tahun 2012, temuan kebocoran BUMN sekitar Rp 14,6 triliun untuk 78 BUMN," beber Uchok.

Karena itu, katanya lagi, publik harus mengawasi keuangaan negara jangan sampai dipergunakan modal untuk memenangkan kandidat atau calon tertentu pada Pilpres 2014 ini.

"Oleh karena, anggaran negara untuk tahun 2014 ini, untuk APBD saja, 516 daerah, berjumlah Rp 822,9 triliun, dan untuk APBN sebesar Rp 1,842 triliun," ungkapnya.

Lebih khusus, Fitra meminta Bawaslu dan KPU segera melakukan audit dua kali terhadap anggaran kampanye pilpres. Audit pertama adalah audit penerimaan atau sumber anggara kampanye. Kalau belum jelas sumber anggaran kampanye, lebih baik sang kandidat 'didelete' saja.

"Dan kedua, KPU jangan menetapkan pemenang capres sebelum selesai diaudit dana belanja kampanye. Agar persaingan memperebutan jabatan presiden ini, jauh dari money politik dambaan demokrasi," tandasnya. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya