Berita

jokowi-mega

Mendesak, Megawati harus Batalkan Pencapresan Jokowi

SENIN, 14 APRIL 2014 | 16:45 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Ketua Dewan Direktur Sabang Merauke-Circle Syahganda Nainggolan sejak awal sudah mengatakan, kalau perolehan suara PDI Perjuangan hanya 20 persen, berarti penunjukan Joko Widodo sebagai calon presiden tidak berpengaruh. Karena itu, lebih baik keputusan tersebut dievaluasi bahkan dibatalkan.

Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menunjukkan, suara PDIP hanya sekitar 19 persen. Ini jauh meleset dari perkiraan sebelumnya yang diprediksi mencapai 30 bahkan 35 persen kalau Jokowi dideklarasikan sebelum pemilihan legislatif.

"Sekarang sudah terbukti, tidak ada Jokowi effect. Megawati harus membatalkan pencapresan Jokowi," tegas Syahganda dalam diskusi "Suksesi Kepemimpinan Nasional di Tengah Capres Bermasalah" yang digelar Himpunan Aktivis Mahasiswa Universitas Nasional  (Hamas)  di gedung Juang, Jakarta, (Senin, 14/4).


Karena itu, Syahganda yakin akan pemberitaan The Jakarta Post yang menyebutkan bahwa Puan Maharani marah sehingga mengusir Jokowi dari rumah Megawati Soekarnoputri. Menurut Syahganda, harian berbahasa Inggris itu sangat hati-hati dalam menulis, ditambah sumbernya adalah internal elit partai berlambang kepala banteng itu sendiri.

Namun, bukannya sadar, Jokowi malah bermanuver dengan mengunjungi beberapa tokoh partai. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta itu membangun koalisi dengan Partai Nasdem.

"Ketika berkoalisi dengan Surya Paloh, dia akan mati langkah ke kelompok lain. Karena Surya Paloh bermusuhan dengan Aburizal Bakrie dan Hary Tanoe. Padahal di Pilpres media sangat penting, berbeda dengan pileg. Sementara yang paling menguasai media itu Hary Tanoe dan Aburizal Bakrie," tekan Syahganda.

Manuver Jokowi itu juga menunjukkan mantan Walikota Solo itu pantik. Sehingga dia membabi buta.

"Jadi sangat berbahaya. Dia langsung memutuskan koalisi dengan Surya Paloh tanpa mempertimbangkan jajaran partai. Masak pengantin langsug jadi ketua tim sukses untuk dirinya sendiri. Mestinya dia menunggu Megawati mengumumkan ke publik siapa yang memimpin perundingan," demikian Syahganda.  [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya