Berita

Wisata Syariah Indonesia Berpotensi Menjadi Pemimpin Dunia

JUMAT, 07 MARET 2014 | 07:27 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Potensi wisata syariah di Indonesia sangat besar. Namun demikian, selama ini belum digarap secara maksimal.

Hal itu dikatakan pemerhati wisata syariah, Hery Sucipto, dalam diskusi dengan tema "Jasa Keuangan dan Wisata Syariah" di kantor Majelis Ulama Indonesia Pusat, Jakarta, kemarin.

Dalam kegiatan yang digelar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) itu terungkap, jika dibandingkan dengan Malaysia misalnya, pengelolaan sektor wisata syariah Indonesia tertinggal jauh.


"Malaysia sangat serius menggarap potensi wisata syariah yang dimiliki. Bahkan, mereka membuat dirjen khusus, yakni dirjen wisata Islam," papar Hery, kader muda Muhammadiyah ini.

Dalam riset yang dilakukannya, ditemukan bahwa sepanjang 2012, muslim traveler dunia membelanjakan tak kurang 126 miliar dollar Amerika. Sementara diantara negara-negara OKI, lanjut dia, Turki memimpin sebagai negara muslim terbesar yang dikunjungi wisatawan muslim.

Meski demikian, penulis buku "Wisata Syariah, Prospek, Potensi, dan Tantangannya" tersebut, mengapresiasi upaya Kemenparekraf yang sejak tiga tahun terakhir giat menggalakkan wisata syariah. "Saya kira apa yang dilakukan Pak Wamen, Sapta Nirwandar dan jajarannya, mengawal dan menggarap wisata syariah. Ini terobosan bagus dan kedepan sangat strategis," jelas dia.

Ia menambahkan, ada lima komponen yang masuk dalam wisata syariah, yang dirumuskan Kemenparekraf bersama MUI, yakni sektor kuliner, fashion (muslim), perhotelan dan akomodasi, kosmetik dan spa, serta haji umroh. Menurutnya, cakupan wisata syariah lebih luas dari anggapan sebagian kalangan yang menilai hanya sekedar peninggalan sejarah Islam, ziarah kubur dan sejenisnya.

Karena itu, ia optimis di masa depan potensi wisata syariah akan tergarap dengan lebih baik dan menjadi pemimpin di bidangnya di dunia internasional. Dalam temuan yang ia dapatkan, tambahnya, kesadaran masyarakat terhadap produk halal juga meningkat, serta permintaan terhadap sertifikasi halal juga meningkat dua kali, yakni pada tahun 2009 sebanyak 10.260 produk, di tahun 2010 sebanyak 21.240 produk. [zul]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya