Entrepreunership belum mengakar kuat dalam deoxyribonucleic acid (DNA) masyarakat Indonesia. Karena itu, rakyat membutuhkan injeksi nilai-nilai baru untuk membangun mentalitas bangsa ini dalam bidang entrepreunership.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal menyampaikan itu dalam acara seminar "Studentpreneurs: The Importance of Entrepreneurship for Social Changes in Indonesia" di Auditorium Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (24/2).
Menurutnya, nilai nilai baru yang perlu diinjeksi dalam mental bangsa Indonesia, adalah berpikiran terbuka (open minded), berani mengambil resiko (risk taking), relationship/networking, percaya diri, inovasi, dan melihat dunia sebagai pasar dan sumber kekuatan.
Lebih jauh, peserta Konvensi capres Partai Demokrat ini menjelaskan, nilai pertama, berpikiran terbuka (
open minded) adalah bahwa kita harus terbuka pada ide-ide baru. "Kita tidak boleh bersikap xenophobia," katanya.
Pada nilai kedua, seorang
entrepreneur harus berani mengambil resiko. Contohnya, kemajuan China di dunia adalah karena warganya berani mengambil resiko dalam usaha dan karenanya UMKM-nya tumbuh pesat sebagai motor pertumbuhan ekonomi negeri tirai bambu tersebut.
"Dalam hidup saya setiap prestasi selalu terkait relationship. Membina dan menjaga hubungan baik sebuah keharusan bagi seorang entrepreunership," tutur Dino terkait relationship.
Nilai keempat adalah percaya diri. Disebutkan Dino, percaya diri mutlak untuk menjadi seorang entrepreunership. "Jangan minder. Minder itu sudah setengah kalah. Entrepreunership harus gigih dan banyak akal," katanya.
Sementara melihat dunia sebagai pasar, sebagai nilai kelima, menurut Dino, seorang entrepreuner harus melihat dunia sebagai lautan peluang. "Dunia sebagai kesempatan, sumber modal dan pusat inovasi. China maju karena melihat dunia sebagai pasar," sebut Dino.
Terakhir, inovasi, diakui Dino belum menjadi mainstream jiwa kebangsaan kita. "Tantangan presiden 2014 adalah menjadikan Indonesia sebagai negara yang paling mudah untuk membuka usaha," katanya.
Saat ini berdasarkan data World Bank Indonesia berada di peringkat 120 dari 183 negara dari segi kemudahan membuka usaha.
[zul]