Berita

Mahathir Mohamad

Mahathir: Kita Harus Mencegah Peperangan

SENIN, 17 FEBRUARI 2014 | 21:30 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Umat manusia saat ini menganggap sebagai kaum beradab. Mereka mengklaim menjunjung nilai-nilai kebajikan, dan penegakan hukum. Tapi sayangnya, tidak bisa menyelesaikan konflik dan peperangan.

"Bayangkan sebuah negara yang seluruh penduduknya bersenjata dan mereka akan mulai membunuh satu sama lain hanya karena cekcok mulut," jelas mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada acara launching kedua Mahathir Global Peace School dan kuliah umum "Global Peace and Conflict Resolution" di Kuala Lumpur, Malaysia (Senin, 17/2).

MGPS merupakan kerja sama Perdana Global Peace Foundation dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Selain Mahathir hadir sebagai pembicara, mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.


"Bayangkan dunia ini penuh dengan senjata. Tidak suka opininya, ditembak. Banyak orang yang dibunuh. Karena saat ini era perang. Karena masa perang, yang membunuh banyak orang mendapatkan penghargaan dan disebut pahlawan," sambung Mahathir dengan nada miris.

Karena itu, tegas Mahathir, kita harus mencegah peperangan. Karena tidak logis, pembunuh seorang harus dihukum, sementara pembunuh ratusan orang dianggap pahlawan. "Karena itu kita mulai berkampanye perang adalah sebuah kriminal," ungkap pendiri Perdana Global Peace Foundation ini.

MGPS ini digelar selama dua pekan mulai tanggal 17 Februari (hari ini) sampai 1 Maret mendatang untuk mengeksplore strategi menciptakan perdamaian lewat pendidikan dan saling memahami antar kebudayaan. Sejumlah tokoh lainnya juga akan mengisi short course tersebut seperti pemikir dan aktivis perdamaian Johan Galtung; President of the International Movement for a Just World (JUST) Dr. Chandra Muzaffar; dan mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif.

Mahathir bersyukur kampanye perang adalan kriminal mendapat sambutan. "Betapa senangnya saya, sekarang Global Peace School menyebar di Indonesia dan peluncuran kedua di Malaysia," tandasnya.

Sementara itu, Din Syamsuddin menjelaskan, mempromosikan perdamaian memang harus melibatkan semua lapisan masyarakat, termasuk warga, pemerintah, pihak keamanan, ormas keagamaan dan kaum intelektual. Sedangkan pelaksanaan MGPS ini, bagi Din, bukan saja hasil kerja sama PGPF dan UMY. Tapi itu juga menunjukkan bukti harmoni di antara kedua negara asal lembaga tersebut. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya