Berita

akbar tanjung dan anas urbaningrum/net

Hukum

Sebagai Senior, Akbar Terus Ikuti Perkembangan Kasus Anas

RABU, 05 FEBRUARI 2014 | 20:27 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Politisi senior Partai Golkar Akbar Tanjung mengaku bahwa dirinya memiliki perhatian khusus terhadap mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, yang kini menjadi tersangka korupsi Hambalang.

"Tentu saya punya perhatian, keprihatinan atas apa yang dihadapi Anas," aku Abar saat bertandang ke kantor redaksi Rakyat Merdeka Grup di Jakarta, Rabu (5/2).

Akbar menyebut bahwa dirinya melihat kasus korupsi yang menjerat mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tersebut secara proporsional.


"Sekarang (Anas) jadi tersangka, berarti dia dianggap oleh institusi hukum memiliki alasan yang kuat untuk menjadikannya tersangka," jelas Akbar yang juga merupakan senior Anas di HMI.

Jelas Akbar, sebagai senior dirinya kerap mencermati pemberitaan terkait kasus yang menjerat Anas. Ia mengkritisi sejumlah hal yang berkaitan dengan kasus Anas itu.

"Misalnya Anas disebut dapat gratifikasi Harrier dari Adhi Karya pada bulan September. Itu adalah sebelum dilantik jadi anggota DPR. Anas baru dilantik pada satu Oktober. Gratifikasi itu baru bisa digunakan bila sudah jadi pejabat negara, tapi pada saat itu kan belum, karena belum dilantik," jelasnya sambil menyebut bahwa beberapa pakar hukum yang ditanyainya akan hal tersebut ada yang menyebut bahwa status Anas sebagai penyelenggara sudah sah, namun ada juga yang menyebut bahwa Anas belum sah karena belum dilantik.

Hal lain yang menjadi perhatian matan Ketua DPR RI ini adalah mengenai surat pemanggilan yang dilayangkan oleh KPK terhadap Anas sebelum ia ditahan.

Untuk diketahui, Anas dan tim penasehat hukumnya sempat mempermasalahkan redaksional surat panggilan KPK karena mencantumkan kalimat yang menyebut bahwa panggilan Anas adalah terkait kasus Hambalang dan proyek-proyek lainnya. Frasa 'proyek-proyek lainnya' itulah yang sempat dipermasalahkan karena maksudnya membingungkan.

"Saya juga yang berpikir alasan Anas ditahan karena gratifikasi dan lain-lain. Walau buka ahli hukum tapi ini alasannya apa?" jelasnya.

Sekalipun begitu, Akbar menyebut bahwa kritiknya tak mengurangi kehormatan serta kepercayaan terhadap penegak hukum dan KPK. Akbar juga mengaku menyerahkan kasus Anas tersebut pada mekanisme hukum.

"Kita lihat di pengadilan nanti," terangnya. [rus]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya