Berita

otto hasibuan/net

Hukum

Kubu Khofifah Minta Pertanggungjawaban MK

SENIN, 27 JANUARI 2014 | 19:34 WIB | LAPORAN:

Tim kuasa hukum mantan calon gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta pertanggungjawaban Mahkamah Konstitusi soal sengketa Pilkada Jatim.

Terkait, dugaan penerimaan suap mantan Ketua MK Akil Mochtar dalam penanganan sengketa pilkada provinsi tersebut yang kini diusut Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Jadi, seharusnya kami minta pertanggungjawaban ke MK, kenapa Khofifah yang sudah dimenangkan di dalam rapat pleno majelis menurut keterangan pak Akil Mochtar kemudian dikalahkan dalam putusan MK," ujar Otto Hasibuan saat ditemui di Gedung Juang, Jalan Menteng Raya, Jakarta, Senin (27/1).


Otto menilai janggal putusan MK yang memenangkan pasangan petahana Gubernur dan Wagub Jatim Soekarwo-Saefullah Yusuf dalam sengketa perolehan suara yang dilaporkan oleh Khofifah.

Pasalnya, rapat majelis hakim MK yang dipimpin Akil Mochtar menyepakati bahwa pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Herman S. Sumadiredja menang dalam perolehan suara Pilkada Jatim. Namun, setelah Akil Mochtar tertangkap tangan KPK karena praktik suap, putusan sengketa Pilkada Jatim justru memenangkan Soekarwo-Saefullah Yusuf.

"Menurut pak Akil, sebelum dia ditangkap sudah ada rapat majelis yang mengatakan Khofifah menang, itu poinnya. Itu pernyataan pak Akil Mochtar. Nah, kenapa setelah pak Akil ditangkap jadi (Khofifah) dikalahkan," tanya Otto.

Namun demikian, Otto ogah menduga adanya indikasi permainan antara hakim MK yang lain dengan pasangan Soekarwo-Saefullah Yusuf dalam memutus sengketa Pilkada Jatim.

"Ada kejanggalan di sini, menurut AM menang Khofifah, setelah dia ditangkap jadi kalah. Jadi ada apa ini," tegasnya. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya