Berita

FOTO:NET

Hukum

Hukuman Mati Dianggap Sanksi Paling Efektif Buat Koruptor

MINGGU, 26 JANUARI 2014 | 16:32 WIB | LAPORAN:

Kasus-kasus korupsi yang menyeret kader-kader partai politik besar semakin banyak jelang Pemilu 2014.

Sebut saja Andi Malarangeng dari Partai Demokrat yang terjerat kasus suap dan korupsi proyek Hambalang, kemudian elit Golkar dalam kasus korupsi pengadaan Al Quran termasuk korupsi Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, dan mantan presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq yang dijadikan tersangka dalam kasus suap daging impor sapi di Kementerian Pertanian.

Atas fakta ini, masyarakat berpendapat perlu ada sanksi berat kepada para koruptor untuk memberi efek jera.


"Yang cukup mengejutkan adalah hukuman mati ternyata dipilih oleh masyarakat sebagai cara yang paling efektif dalam menghukum para koruptor di negeri ini (49,2 persen), lalu penjara seumur hidup (24.6 persen), dan pemiskinan koruptor (11,3 persen)," papar Direktur Komunikasi Indonesia Survey Center (ISC), Andry Kurniawan di Hotel Balairung, Jakarta, Minggu (26/1).

Andry menambahkan, hukuman mati merupakan salah satu bentuk kejengahan publik atas maraknya kasus korupsi. Tak hanya itu, dari hasil survei ISC, publik juga percaya bahwa pencegahan korupsi harus dimulai dari partai politik (26 persen).

"Publik sudah semakin muak dengan praktek dan perilaku korupsi di Indonesia, terutama yang dilakukan parpol," demikian Andry.[wid]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya