Berita

Ratna Etchika Amiaty/rmol

Hukum

Bekas Pegawai BI Cengengesan Ditanya Keterlibatan Boediono

Ngaku Cuma Cleaning Service di BI
RABU, 22 JANUARI 2014 | 19:52 WIB | LAPORAN:

Bekas Pegawai Bank Indonesia (BI), Ratna Etchika Amiaty tutup rapat materi pemeriksaannya oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (22/1). Adapun Ratna diperiksa sekitar enam jam sebagai saksi perkara pemberian FPJP dan Penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik dengan tersangka Budi Mulya.

Usai diperiksa, Ratna cuma bilang dicecar banyak pertanyaan saat diinterogasi oleh penyidik. Tapi, ketika terus didesak, dia akhirnya mengaku ditanyakan soal pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) untuk Bank Century. Namun, sama saja rincian pertanyaan mengenai apa lagi-lagi tak dibeberkan olehnya.

"Oh nggak apa-apa kan, beliau kan gubernur BI mestinya kalau ada surat beliau ya tandatangan, gitu aja," kata dia saat ditanya keterkaitan bekas Gubernur BI, Boediono dengan pemberian FPJP Bank Century, di Kantor KPK, Jakarta, Rabu (22/1).


Ratna kelihatan tak serius menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan awak media kepadanya. Wanita berkerudung ungu itu kelihatan lebih sering menjawab pertanyaan awak media sambil cengengesan. Salah satunya, tugas-tugasnya kala pemberian FPJP untuk Bank Century.

"Sebagai petugas cleaning service," kata dia sambil ketawa.

Disinggung siapa yang harus ikut bertanggung jawab, Ratna menyebut, semua pihak yang ikut dalam rapat pemberian FPJP dan penetapan bank gagal harus bertanggung jawab. Sebab, kata dia, keputusan itu diambil bersama.

"Iya lah, (keputusan) BI kan kolektif kolegial," terangnya.

Bekas Gubernur BI, Boediono disebut-sebut ikut terlibat dalam perkara ini. Saat ditanyakan soal itu, Ratna malah mengaku tidak mengerti sama sekali mengenai hal itu.

"Duh, saya nggak ngerti ya, karena saya sekolahnya Insinyur," elak dia. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya