Berita

ilustrasi, Converter Kit

Bisnis

MS Hidayat Cs & Wacik Cs Pernah Gontok-gontokan Soal Converter Kit

Konversi BBM Ke BBG Tetap Jalan Meskipun Terlambat
SENIN, 13 JANUARI 2014 | 09:19 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) untuk kendaraan pribadi dan angkutan umum bertahun-tahun cuma jadi wacana. Produksi converter kit untuk memuluskan rencana itu juga molor dari yang seharusnya tahun ini dijual massal.

Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri buka-bukaan penyebab molornya program itu. Menurut dia, akar masalahnya disebabkan gontok-gontokan antara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dua instansi ini sempat saling lempar tanggung jawab soal siapa yang seharusnya mengawal proses produksi converter kit.

Selepas bertemu dengan Menteri ESDM Jero Wacik di kantornya, Jumat (10/1), Chatib menyatakan, dua kementerian itu akhirnya berdamai. Tapi kesepakatan itu tercapai sekitar Oktober-November 2013, sehingga proyek itu belum bisa dilelang karena sistem anggarannya bukan tahun jamak (multiyears).


Alhasil, produksi converter kit baru akan dimulai tahun ini. “Dispute perindustrian dan ESDM sudah coba diselesaikan. Tapi kalau bukan multiyears nanti kena masalah, makanya lelang dilakukan tahun ini,” ucapnya.

Sayangnya, Chatib tidak ingat anggaran untuk produksi converter kit itu. Namun, total dana konservasi energi buat Kementerian ESDM tahun ini mencapai Rp 3 triliun. Dia pun memastikan instansi yang bertanggung jawab memproduksi alat untuk peralihan ke BBG adalah Kementerian ESDM. “Anggarannya kita kasih ke ESDM,” cetus bekas ekonom UI ini.

Menurut dia, konversi BBM ke BBG akan dijalankan untuk semua jenis kendaraan, baik pribadi maupun angkutan umum. Meski terlambat beberapa tahun, tidak ada salahnya meneruskan kebijakan itu.

Sebab, jika konversi sukses, maka skema distribusi BBM bersubsidi tertutup yakni hanya menyasar konsumen tertentu dan bisa dijalankan di masa mendatang. “Pokoknya asal itu jalan saja tahun ini sudah bagus,” kata Chatib.

Menteri ESDM Jero Wacik mengaku awal kepemimpinannya di Kementerian ESDM wacana konversi BBM ke BBG justru santer terdengar. Saat itu, banyak juga yang meragukan kebijakan ini sulit direalisasikan.

Namun, Wacik tetap yakin kebijakan itu dapat direalisasikan meski diakuinya terjadi keterlambatan. Dalam pandangannya, satu dari sekian hal yang bisa dilakukan untuk merealisasikan kebijakan ini yakni merubah kebiasaan. Jika kota-kota besar sudah menggunakan BBG, maka masyarakat akan terbiasa.

“Menggunakan gas pasti lebih murah (biaya) hidupnya. Tujuan kita semua adalah energi untuk kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

Menurut dia, kebiasaan itu juga perlu ditunjang dengan keberadaan fasilitas, dalam hal ini stasiun pengisian BBG. Walau bertahap, satu demi satu stasiun khusus ini sudah diresmikan di kota-kota besar, termasuk Jakarta dan kawasan sekitarnya. Terakhir di Kawasan Bekasi.

Untuk tahun ini, pemerintah memang memasang target 38 unit pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Dengan begitu, jika pembangunan tersebut direalisasikan, akan ada 72 unit SPBG yang akan beroperasi tahun ini.

Tak hanya itu, ESDM juga telah siap untuk mengalokasikan converter kit gratis 2.000 unit di 2014 sebagai bagian dari program konversi BBM ke BBG.

Pengamat ekonomi I Kadek Dian Sutrisna Artha mengatakan, pemerintah harus serius mengurangi konsumsi BBM subsidi lewat program konversi BBM ke BBG. Artinya, program itu harus digalakkan secara konsisten.

“Produksi gas nasional jika dikelola dengan baik, mampu mencukupi kebutuhan energi di dalam negeri,” ujarnya.

Menurut Kadek, dampak pemakaian gas juga lebih ramah lingkungan dan murah dibanding BBM. Namun, program konversi BBM ke BBG menuntut pemerintah memberikan prioritas bagi penggunaan gas untuk kebutuhan di dalam negeri. “Kalau mau ekspor ya produk jadi saja. Jangan energi yang justru sangat dibutuhkan di dalam negeri,” tandasnya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya