Berita

foto: net

Politik

PDIP Sumsel: Haram Kalau Elpiji 3 Kilogram Ikut Naik

KAMIS, 02 JANUARI 2014 | 16:17 WIB | LAPORAN: SUHARDI

Kenaikan harga gas Elpiji non subsidi 12 Kilogram di seluruh wilayah Indonesia mendapat kecaman dari kelompok oposisi. Dengan kenaikan Rp 3.959 per kg tersebut, maka kenaikan harga per tabung elpiji 12 kg mencapai Rp 47.508.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sumatera Selatan, menyatakan, kenaikan ini adalah bukti ketidakberdayaan pemerintah dalam menjaga nilai tukar Rupiah.  Lebih lanjut, PDIP mengharamkan bila harga Elpiji kemasan 3 Kilogram juga ikut alami kenaikan.

"Kenaikan harga elpiji 12 Kg ini terjadi lantaran nilai tukar rupiah yang sedang buruk, sehingga berdampak pada komoditas Elpiji karena Elpiji merupakan salah satu produk impor," kata Wakil Ketua DPD PDIP Sumsel bidang politik dan hubungan antar lembaga, HM Giri Ramanda Kiemas, saat ditemui di ruang fraksi PDIP DPRD Sumsel, Kamis (2/1).


PDIP, kata dia, selalu menolak apapun kebijakan pemerintah yang memberatkan masyarakat. PDIP juga dari awal menolak kenaikan harga bahan bakar minyak, tarif dasar listrik, serta kenaikan harga elpiji.

Tapi bagi PDIP, gas elpiji yang mengalami kenaikan saat ini masih dipakai kalangan menengah atas dan industri yang mempunyai daya beli tinggi.

"Kalau elpiji 12 kg ini peruntukannya bagi kalangan menengah atas dan industri. Tapi kalau elpiji 3 Kg, kami PDIP sangat mengharamkan kenaikan harganya," tandasnya.

Pertamina memiliki alasan untuk menaikkan harga elpiji 12 kg. Kenaikan harga elpiji tersebut harus dilakukan karena harganya sudah tidak sesuai dengan ongkos produksinya dan turunnya nilai tukar rupiah yang menyebabkan kerugian perusahaan semakin besar. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya