Berita

ilustrasi

Bisnis

Industri Padat Karya Perlu Direlokasi Keluar Jakarta

RABU, 25 DESEMBER 2013 | 09:33 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pemerintah diharapkan bekerja lebih keras untuk menaikkan kesejahteraan rakyat demi keadilan ekonomi.

Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ali Masykur Musa mengatakan, saat ini rakyat menuntut keadilan ekonomi.

“Salah satu bernegara adalah terpenuhinya kesejahteraan hidup yang lebih  baik. Setiap tahun, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi. Sementara faktor tingkat kesenjangan nyaris luput dari perhatian. Negara harus bekerja lebih keras untuk menaikkan kesejahteraan rakyatnya melalui tuntutan keadilan ekonomi,” ujar Ketua Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (ISNU) ini.             


Menurut Ali Masykur, saat ini koefisien Gini (ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh) sebelumnya berada pada level 0,3 - 0,4. Sekarang justru naik di posisi 0,41. Meningkatnya Gini yang terjadi pasca reformasi adalah ancaman besar bagi kehidupan bangsa.

Dia mengkhawatirkan, jika itu tidak segera teratasi, gelombang gejolak sosial dan politik yang mewabah di berbagai belahan dunia mengalir ke Indonesia. “Saya sangat tidak mengharapkan itu terjadi. Sebelum semuanya terlambat, pemimpin di negara ini harus bekerja keras mewujudkan keadilan sosial,” ucap peserta Konvensi Capres Partai Demokrat ini.

Di negeri ini, kata Ali Masykur tidak boleh ada rakyat yang tertinggal. Semua rakyat Indonesia berhak hidup sejahtera. Untuk itu strategi pembangunan yang pro poor harus ditingkatkan.

Relokasi Industri Padat Karya

Tingginya upah di Jakarta menimbulkan wacana perusahaan-perusahaan padat karya di Ibu Kota akan pindah ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar menyatakan, tidak masalah jika perusahaan itu pindah lokasi.

“Kalau memang faktornya soal upah yang memberatkan pengusaha padat karya, tentu relokasi ke luar Jakarta adalah pilihan. Untuk industri padat karya mungkin memang lokasi di Jawa Tengah atau Jawa Timur lebih cocok,” ujarnya.

Saat ini, ada 36 perusahaan padat karya yang memproduksi sandal dan sepatu sedang mengurus izin prinsip untuk mendirikan pabrik di Jawa Timur. Perusahaan-perusahaan tersebut ingin membangun pabrik di wilayah Jombang karena upah minimum di sana cukup murah, yaitu Rp 1,5 juta. Selain itu faktor stabilitas hubungan industrial juga jadi pertimbangan para pengusaha.

Menurut Muhaimin, imbas mahalnya upah buruh di Jakarta dan sekitarnya menjadi salah satu faktor pertimbangan pengusaha. Namun, pemerintah tak keberatan soal rencana relokasi perusahaan padat karya ke daerah-daerah yang memiliki upah minimum yang masih relatif rendah.

“Untuk sektor padat karya memang ada usulan untuk dikumpulkan di daerah-daerah yang tentu pengupahannnya lebih murah dan jelas berbeda dengan sektor industri besar. Bagi pemerintah yang penting tidak ada PHK ( pemutusan hubungan kerja),” jelasnya.

Dia mengatakan, rencana relokasi ini merupakan satu dari sekian solusi penyelamatan nasib industri padat karya. Jika tidak direlokasi, industri tersebut bisa limbung, karena beban membayar upah buruh tinggi. Daerah-daerah tujuan bisa ke Sragen, Salatiga, dan Kendal, serta beberapa daerah di Jawa Timur.  ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya