Berita

haryadi/net

Politik

Miris, Film Soekarno Membuat Generasi Muda Sesat

SELASA, 17 DESEMBER 2013 | 20:43 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Kecaman terhadap film Soekarno garapan Raam Punjabi dan Hanung Bramantyo terus mengalir. Film tersebut dinilai sudah menyesatkan sejarah proklamator bangsa dan kemerdekaan RI.

Menurut eks Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) 2011-2013, Haryadi, produksi film Soekarno hanya mengejar nilai komersialisasi demi untuk kepuasan dan keuntungan semata.

"Mau jadi apa bangsa ini jika dibuat semaunya dan seenaknya saja demi uang semata. Luar biasa sekali berani mengganti pemahaman sejarah para pejuang proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia yang sangat luar biasa diganti dengan sepenggal kisah cekcok pasutri dan asmara remaja wanita. Ini penyesatan Ram Punjabi dan Hanung," ujar Haryadi dalam rilisnya, Selasa, (17/12).


Jelas dia, film Soekarno sangat membuat hati miris setelah menontonnya, mengusik pikiran sehat selaku anak Bangsa, tak terkecuali para mereka pembaca yang paham akan sejarah sejarah. Mempertontonkan film tersebut terhadap generasi muda bangsa berarti membiarkan generasi muda bangsa ini sesat memahami sejarah.

"Film itu harus segera ditarik dari peredaran dan harus segera dihentikan," tegas Haryadi.

Pengagum Bung Karno ini juga mengatakan, banyak rentetan peristiwa yang tidak sesuai dengan fakta sejarah sebenarnya, perjalanan kisah mengaburkan sejarah ditemui dalam penayangan film tersebut. Bahkan tanpa jelas asal muasalnya film itu tiba-tiba saja menayangkan kisah percintaan.

"Ini pembodohan yang sangat luar biasa, bahkan jika film tersebut ditonton oleh orang yang ingin memahami kisah proklamator itu akan memaknainya berbeda arti," imbuh Haryadi.

Kalau mau menceritakan kisah proklamator, harus dimulai dari awal, kelahirannnya di tengah imprealisme bangsa-bangsa eropa, kondisi sosial masyarakat Indonesia saat itu, lahirnya pemikiran-pemikiran para proklamator, serta hal mendasar yang sangat penting adalah bahwa mereka pada zamannnya adalah orang-orang yang memiliki ideologi perjuangan. "Jadi sangat keliru jika hanya digambarkan dengan kisah percintaan semata," terang Haryadi yang suka berdiskusi ideologi Bung Karno itu.

Menurutnya, Hanung Bramantyo dan Ram Punjabi semestinya mau bertanya, agar tidak sesat. Bahkan jika mereka perlu referensi buku-buku sejarah seperti DBR, Api Perjuangan Rakyat, Indonesia Menggungat, Penyambung Lidah Rakyat indonesia, dan lain-lain, Haryadi siap memberikan. "Dengan membaca itu mereka jadi paham dan mengerti siapa Bung Karno," papar Haryadi dengan kesal yang menceritakan kekesalannnya seusai menonton film itu beberapa hari yang lalu.

Film yang berdurasi 2 jam 17 menit tersebut, kata Haryadi, benar-benar penyesatan sejarah terhadap sosok Bung Karno, Hatta, Sjahrir dan lain-lain yang ada ditokohkan pada film tersebut. Dan yang paling miris dan sedih adalah, film itu menggambarkan film sejarah murahan yang menggambarkan seorang pendiri negeri ini dipasarkan sebagai penyalur pelacur untuk penjajah negerinya.

"Bukan hanya itu, film tersebut juga mengisahkan bahwa kemerdekaan RI merupakan hadiah Jepang, bangsa pecundang yang baru kalah dalam perang dunia. Padahal perlu mereka ketahui bahwa kemerdekaan itu adalah hasil tetesan keringat, darah dan air mata para pejuang-pejuang dahulu kala, sungguh ironis kemudian jika digambarkan hanya bagian dari hadiah dan pemberian," demikian Haryadi. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya