Berita

Hukum

CENTURYGATE

Timwas: Yang Dilakukan Kepada Century Adalah Bail Out, Bukan Ambil Alih

SENIN, 25 NOVEMBER 2013 | 20:10 WIB | LAPORAN:

Tim Pengawas Kasus Bank Century di DPR RI membantah keras pernyataan Wakil Presiden Boediono yang menyebut Bank Indonesia di bawah kepemimpinannya tidak pernah mengucurkan bail out kepada Bank Century.

Anggota Timwas Bank Century dari Fraksi PAN, Chandra Tirta Wijaya, menyatakan, pernyataan Boediono yang menjelaskan bail out Bank Century bukan tanggung jawabnya adalah bentuk pembohongan publik.

Boediono mengatakan, tindakan BI, KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) dan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) tanggal 21 November 2008 adalah tindakan pengambilalihan dan bukan tindakan bail out. Disebut pengambilalihan karena proses penanganannya tidak melibatkan pemegang sahan lama, tidak sesuai fakta dan dokumen yang ada.


Padahal, berdasarkan dokumen yang ada, pada tanggal 21 November 2008, Robert Tantular selaku Direktur PT Century Mega Investo (salah satu pemegang saham Bank Century), bersedia menyetor modal tambahan sebesar 20 persen dari perkiraan biaya penanganan yang ditetapkan oleh LPS.  Saat itu, jangka waktu penyetoran disyaratkan selama 35 hari sejak tanggal pernyataan yang dibuat pada tanggal 21 November 2008.

"Kalau disebut pengambilalihan seharusnya pemegang saham tidak dilibatkan lagi. Kalau ini bisa dikategorikan bail out," katanya, saat konferensi pers di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (25/11).

Chandra juga memastikan Boediono cuci tangan dengan menyatakan bail out merupakan tanggung jawab LPS

"Kami minta KPK untuk memeriksa mantan Ketua LPS dan mendalami kembali pemeriksaan terhadap Sri Mulyani, soal pernyataan Boediono," pinta Chandra.

Anggota Timwas lainnya, Sarifuddin Sudding, menambahkan, keterangan Boedino kemarin semakin membuka adanya penyimpangan dalam proses talangan oleh LPS. Namun, di balik itu ada kebijakan yang membuat LPS menggelontorkan dana tersebut.

"Kalau ada penyimpangan, ini ada kebijakan Dewan Gubenrnur BI dan juga Gubernur BI yang saat itu dijabat Boediono," katanya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya