Berita

BALI MEDIA FORUM

Media Massa Didorong untuk Perbesar Porsi Capres Alternatif

KAMIS, 07 NOVEMBER 2013 | 20:36 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

Tidak dapat dipungkiri keinginan masyarakat untuk mengenal calon presiden alternatif semakin hari semakin kuat. Masyarakat berharap ada tokoh yang benar-benar baru dan berasal dari luar partai politik.

"Mereka (publik) menginginkan (capres) alternatif yang tidak merupakan tokoh-tokoh besar (big guns) yang selama ini berkuasa di partai politik," demikian disampaikan Kepala bidang Politik dan Luar Negeri Center for Strategic and International Studies (CSIS) Philips Jusario Vermonte dalam penjelasannya di depan peserta Bali Media Forum di Nusa Dua, Bali (Rabu, 6/11).

Harapan publik ini, sebutnya, sulit dipenuhi karena ada anggapan yang berkembang luas bahwa seorang kandidat presiden harus dikenal dan populer.

Mengandalkan kehadiran tokoh yang populer dan kredibel dari partai masih mungkin dilakukan melalui mekanisme konvensi. Dengan catatan konvensi tersebut benar-benar demokratis.

Philips mencontohkan Barack Obama yang ketika ikut konvensi partai demokrat di tahun 2007 hanya memiliki rating popularitas sebesar 1,9 persen. Sementara lawan terkuatnya, Hillary Clinton, mengantongi modal popularitas sebesar 100 persen. Namun dalam konvensi Partai Demokrat, Obama lah yang akhirnya keluar sebagai pemenang.

"Ini artinya, sebagai kandidat alternatif Obama memperoleh popularitas dan elektabilitas setelah dia memiliki kesempatan untuk kampanye, bukan sebelum itu," ujar alumni Northern Illinois University (NIU) itu.

Philips juga mengkritik pendekatan yang kerap dilakukan lembaga survei yang seringkali menempatkan tokoh-tokoh yang dianggap layak jadi kandidat presiden di dalam satu keranjang.

Pendekatan seperti ini, menurut hemat Philips, sulit menghasilkan capres alternatif yang tidak memiliki akses ke partai politik dan tidak memiliki posisi di pemerintahan.

Philips juga mendorong media untuk memberikan porsi yang lebih besar kepada tokoh-tokoh lain di luar yang sudah dikenal publik selama ini. [guh]

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Razia Balap Liar: 292 Motor Disita, 466 Remaja Diamankan

Senin, 03 Februari 2025 | 01:38

Pemotor Pecahkan Kaca Mobil, Diduga karena Lawan Arah

Senin, 03 Februari 2025 | 01:29

PDIP: ASN Poligami Berpeluang Korupsi

Senin, 03 Februari 2025 | 01:04

Program MBG Dirasakan Langsung Manfaatnya

Senin, 03 Februari 2025 | 00:41

Merayakan Kemenangan Kasasi Vihara Amurva Bhumi Karet

Senin, 03 Februari 2025 | 00:29

Rumah Warga Dekat Pasaraya Manggarai Ludes Terbakar

Senin, 03 Februari 2025 | 00:07

Ratusan Sekolah di Jakarta akan Dipasang Water Purifire

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:39

Manis di Bibir, Pahit di Jantung

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:18

Nasdem Setuju Pramono Larang ASN Poligami

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:03

Opsen Pajak Diterapkan, Pemko Medan Langsung Pasang Target Rp784,16 Miliar

Minggu, 02 Februari 2025 | 22:47

Selengkapnya