Berita

Bisnis

Konferensi WTO Hanya Menguntungkan Pemburu Rente di Dalam Negeri

KAMIS, 24 OKTOBER 2013 | 14:27 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Yang dimaksud rantai pasokan global adalah industri suatu barang tidak lagi dikelola oleh satu pihak, melainkan oleh gabungan banyak pelaku yang masing-masing memiliki peran di dalamnya.

Contohnya, barang yang berlabel 'made in China' belum tentu semua komponennya dibuat atau berasal dari China. Bisa saja dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan di negara lain yang kemudian memasoknya ke China untuk penyelesaian akhir.

"Rantai pasokan tersebut mengubah bagaimana ekonomi global dikelola," jelas Direktur Eksekutif Resistance and Alternatives to Globalization (RAG), Bonnie Setiawan, saat berkunjung ke redaksi Rakyat Merdeka Online dan diterima oleh Wakil Pemimpin Redaksi, Aldi Gultom, serta koordinator liputan, Yayan Sopyani, Kamis (24/10).


Dalam rantai pasokan tersebut, terang Bonnie, yang mengambil peran adalah negara-negara yang basis perindustriannya kuat sehingga bisa memasok berbagai komponen barang. Menurut dia, Indonesia sebenarnya tidak memiliki peran dalam rantai pasokan tersebut karena syarat perindutrian dalam negeri Indonesia tidak terpenuhi.

Lantas siapa pihak di dalam negeri yang diuntungkan penyelenggaraan konferensi WTO di Bali pada Desember mendatang? Bonnie menjelaskan bahwa justru kelompok besar dan para pemburu rente atau pihak yang mencari keuntungan besar dengan tidak meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat-lah yang mendapatkan untung. Mereka memanfaatkan konferensi WTO untuk membidik berbagai proyek industri.

"Kelompok pemburu rente ada di dalam pemerintahan dan juga luar pemerintahan," tegasnya.

Dengan demikian, kata Bonnie, konferensi WTO justru sebenarnya tidak memberikan dampak positif apapun pada masyarakat Indonesia. Rakyat Indonesia tidak mendapat apa-apa, karena pembahasan konferensi WTO tidak berkaitan dengan program industri nasional ataupun program kesejahteraan nasional. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya