Berita

gita wirjawan/net

Politik

Gita Wirjawan Makin Terpojok

SENIN, 23 SEPTEMBER 2013 | 16:32 WIB | LAPORAN: MUHAMMAD Q RUSYDAN

Koordinator Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima), Ray Rangkuti, melaporkan salah satu peserta konvensi capres Partai Demokrat, Gita Wirjawan, ke panitia konvensi.

"Ada kampanye besar-besaran atau iklan dalam bentuk seragam yaitu pentingnya menggunakan produk dalam negeri," jelas Ray kepada wartawan di sekretariat komite konvensi, Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta (23/9).

"Iklan yang kami temukan ada di banyak tempat dan dalam banyak format yaitu baliho, jok kereta api Taksaka dan Argo, TV dan koran nasional," jelasnya Ray yang ditemani koordinator Koalisi Anti Utang, Dani Setiawan


Ray juga menjelaskan, semua iklan itu keluar per-September yang berdekatan dengan pengumuman 11 peserta konvensi pada 30 Agustus lalu.

"Semua iklan itu juga ada logo Kemendagri. Kami meminta panitia untuk menyakan langsung kepada yang bersangkutan karena ada penggunaan budget negara dalam konteks mempopulerkan menteri yang sedang ikut konvensi" demikian Ray.

Sementara, Forum Indonesia untuk Trasparansi Anggaran (FITRA), menemukan anggaran kebutuhan iklan Kementerian Perdagangan sudah memenuhi kriteria pemborosan uang negara. Selain itu mengandung ironi yang terkait sikap cinta produk dalam negeri. FITRA menyebutkan bahwa sepanjang 2012, Kemendag telah melelang pengadaan iklan dan segala macam bentuk publikasi lainnya sebesar Rp 83.610.152.000. Untuk tahun 2013, Kementerian Perdagangan juga akan mengeluarkan uang negara sebesar Rp 56.658.850.000.

Direktur Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi, mengatakan, ada nuansa ironi selain pemborosan uang negara. Ironi itu karena dengan dana puluhan miliar publik diajak mencintai produk Indonesia. Di sisi lain pemerintah, khususnya Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, justru tidak melindungi produk dalam negeri.

Menurut dia, produksi dalam negeri sudah mati dibunuh produk luar negeri lantaran ideologi pasar bebas yang diadopsi Indonesia. Pemerintah membuka produk impor selebar-lebarnya tanpa ada proteksi dari pemerintah terhadap produk dalam negeri.

"Jadi, iklan mengajak masyarakat untuk cinta kepada produk dalam negeri tidak relevan, dan berbau kampanye jelang tahun 2014," kata Uchok kepada wartawan lewat pernyataan tertulis yang diterima redaksi (Sabtu, 21/9). [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya