Berita

neta s pane/net

Pertahanan

Dua Penyebab Koboi Jalanan Marak di Indonesia

MINGGU, 01 SEPTEMBER 2013 | 08:21 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Aksi penembakan misterius (petrus) makin marak di Indonesia. Setidaknya selama 45 hari terakhir sudah terjadi 20 kasus penembakan misterius. Mirisnya, Polri nampak tidak berdaya mencegah dan menangkap para pelakunya. Lantaran dari semua kasus itu Polri hanya mampu menangkap satu pelaku, yakni di Polres Boyolali, Jateng.

Indonesia Police Watch (IPW) mendata, aksi petrus terjadi mulai dari Aceh hingga Papua. Dari 20 kasus petrus tersebut, 10 kasus terjadi di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Sasarannya, 10 mobil, 3 halte busway, 1 rumah polisi, 4 polisi ditembak, 1 penembakan pada TNI, dll.

"Akibatnya 3 orang luka dan 5 tewas, tiga di antara yang tewas adalah polisi. Ironis memang, di negeri ini makin banyak "koboi" yang main tembak sembarangan," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam siaran persnya kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Minggu, 1/9).


Kata dia, aksi main tembak ini terjadi akibat dua hal. Pertama, pemerintah sangat permisif terhadap keberadaan senjata api di kalangan sipil dan tidak ada kebijakan untuk memberantas secara total. Hal ini diperparah dengan sikap pemerintah yang memungut PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) bagi warga sipil yang memegang senjata api.

Akibatnya, masih lanjut Neta, keinginan warga sipil memiliki senjata api kian tinggi. Sehingga aksi penyelundupan senjata api ke Indonesia kian deras dan produksi senjata api rakitan kian diminati banyak orang. Sikap permisif pemerintah terlihat pula dari pembiaran pada keberadaan airsoft gun. Senjata mainan yang kian mirip dengan senjata orisinal maupun organik itu dibiarkan bebas di pasaran.

Kedua, aparat kepolisian tidak serius dalam menindak warga sipil yang memegang senjata ilegal. Mantan pejabat yang sewenang-wenang dengan senjata apinya tidak diproses secara hukum dan cenderung dibiarkan. Ketika polisi tidak mau memberikan kepastian hukum, rakyat pun kian nekat main hakim sendiri dan melakukan aksi koboi di jalanan.

"Jika pemerintah dan polisi tidak tegas dalam melakukan penegakan hukum, aksi main tembak di jalanan akan terus berkembang di negeri ini," pungkasnya.[ian]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya