Berita

Pengakuan Buruh Pabrik Kuali, Pertama Datang Disambut Oknum TNI

RABU, 08 MEI 2013 | 14:02 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

. Kisah pekerja pabrik kuali di Tangerang, Banten penuh kepiluan. Tak hanya mendapat kekerasan, para buruh ini juga diperlakukan tidak selayaknya manusia.

Perlakuan ini diurai oleh Bagas (22), salah satu buruh asal Cianjur yang selama 6 bulan menghadapi intimidasi dan kekerasan.

Pemuda bertubuh kurus dan berkulit sawo matang ini, tampaknya menyesal mengikuti ajakan rekannya, Dede 6 bulan lalu untuk datang di pabrik CV Cahaya Logam tempat menempa kuali. Ia mengikuti ajakan Dede karena janji akan diberikan penghidupan yang layak.


"Waktu datang saya sama Dede dan satu orang lagi namanya Taufik. Mereka bilang sana kerja enak, makan enak. Jadi saya ikut. Tapi mereka itu tidak kerja di sana," ujar Bagas terbata-bata menceritakan kisahnya di kantor KontraS, Jakarta Pusat, Rabu (8/5).

Berbekal izin orang tua, Bagas akhirnya mendatangi pabrik kuali itu. Ia mengaku tak menyangka ketika datang, langsung disambut oleh sejumlah mandor pabrik dan oknum TNI. Bersama rekan-rekannya, Bagas dibawa ke mess khusus untuk pekerja.

Belum juga istirahat sebentar, Bagas mengaku kaget karena para oknum TNI dan mandor tiba-tiba datang menggeledah kamar setiap pekerja.  Pakaian, handphone dan uang seadanya milik semua buruh diambil.

"Tiap hari kerja di sana. Diperlakukan kayak hewan . Sering disiksa ditonjok juga. Temen-temen saya ada yang dipukul pakai kabel juga," keluh Bagas, seperti dilansir JPNN.

Nampaknya, para buruh ini pun tak mampu bersosialisasi dengan baik bersama warga sekitar pabrik kuali, karena selalu dikekang. Terlihat dari Bagas yang tampak takut saat berbicara di dalam jumpa pers itu. Ia sesekali harus diam beberapa menit untuk berpikir apa yang harus ia sampaikan.

Apalagi saat ditanyakan apa saja perlakuan yang ia terima dari bosnya Yuki Irawan. Bagas mengaku ia sering dipukul dan ditampar oleh Yuki dan mandor bernama Dedi.

"Saya mulai kerja setengah 6 pagi sampai jam 10 malam. Dipukulin kalau lama kerjanya. Dikasih makan di sana, lauknya tahu dan tempe. Enggak ada jam istrihatnya," sambung Bagas.

Setelah bekerja dengan debu dan semua material kuali yang menempel di tubuh kurus mereka, Bagas mengaku mereka tak punya cukup waktu untuk mandi membersihkan diri. Kalaupun mandi, mereka diberikan sabun colek yang seharusnya dipakai untuk mencuci pakaian dan mencuci piring. Pakaian yang dipakai hanya satu setelan. Itupun dicuci setiap malam dan dipakai keesokan harinya dalam keadaan basah atau lembab.

"Saya mandi dengan sabun colek selama 6 bulan. Itu dikasih satu buat bertiga. Belum pernah dapat sabun biasa. Odol pun enggak ada. Sikat gigi, saya nemu. Pakainya ngantri sama yang lain," tutur Bagas.

Setelah bekerja seharian, Bagas mengaku tak dapat tidur nyenyak. Kamarnya pengap. Hanya ada kasur kecil seadanya yang kotor dan bau. "Saya enggak bisa kabur karena dijaga ketat di sana. Saya menunggu berharap ada yang menolong," tutup Bagas. [zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya