Berita

Syahganda Nainggolan: Kebetulan Presiden RI menjadi Ksatria Kerajaan Inggris

RABU, 08 MEI 2013 | 09:56 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Aktivis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (Prodem) menemui pimpinan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, kemarin Selasa (7/5). Aktivis Prodem yang dikomandoi Syahganda Nainggolan ini disambut langsung Ketua MPR Taufiq Kiemas beserta pimpinan lainnya.

Mereka menemui pimpinan MPR berangkat dari rasa keprihatinan akan arah Indonesia yang tidak menunjukkan tanda-tanda lebih baik meski sudah 15 tahun reformasi.

Setidaknya, ada empat permasalahan nasional yang sangat kritis yang mereka soroti dan sampaikan dalam pertemuan tersebut.


Pertama soal nasionalisme. Syahganda menjelaskan, krisis nasionalisme di Indonesia begitu dahsyat. Puncaknya adalah saat Organisasi Papua Merdeka (OPM) membuka kantor perwakilan di Oxford, Inggris, sebuah negara berdaulat.

"Pemerintah Inggris tidak bisa melarang dan kebetulan Presiden RI menjadi ksatria Kerajaan Inggris. Bagaimana sebuah bangsa bisa dihinakan begitu besar," kata Syahganda.

Kedua terkait kedaulatan rakyat Vs kedaulatan kapital. Ada tokoh mau jadi calon presiden dan paling populer di negeri ini berdasarkan hasil survei. Sang tokoh itu mengatakan dirinya kapitalis yang pancasilais.

"Saya bingung. Ini orang kalau jadi presiden bagaimana nantinya. Kapitalis itu tidak mungkin pancasilais," kata Syahganda tanpa menyebutkan siapa tokoh dimaksud. Tapi tampaknya, telunjuk Syahganda mengarah pada Prabowo Subianto.

Ketiga yang dirisaukan aktivis prodem adalah daya saing. Menurutnya, daya saing bangsa Indonesia  lemah. Karena tidak punya prinsip-prinsip kemandirian." Buktinya, Indonesia tidak punya skenario untuk tumbuh menjadi bangsa yang mempunyai daya saing. Mestinya mencontoh Korea Selatan.

Terkahir adalah social welfare. Sampai saat ini bangsa Indonesia masih ragu-ragu soal social welfare ini. Hampir semua indikator dalam pembangunan bangsa terus menurun mulai dari pendidikan hingga kesehatan. [zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya