Berita

Sujiwo Tejo: Temuan Gunung Padang Tunjukkan Indonesia Bangsa Besar

SELASA, 02 APRIL 2013 | 23:35 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Budayawan Sujiwo Tejo menyambut baik riset yang dilakukan para ahli untuk membongkar misteri situs megalitikum Gunung Padang.

Menurut dia, temuan dari Tim Katastropik Purba di gunung yang terletak di Cianjur, Jawa Barat itu patut diapresiasi oleh segenap bangsa. Itu menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar.

Budawayan pemilik nama asli Agus Hadi lahir kelahiran 31 Agustus 1962 itu menyampaikan hal tersebut dalam acara Indonesian Lawyers Club, yang disiarkan TVOne, Selasa (2/4).


Diskusi yang dihadiri para tokoh dan dipimpin jurnalis senior Karni Ilyas itu sebenarnya membahas tentang fenomena hukum rimba di negara hukum. Dimana kerusuhan dan aksi kekerasan ternasuk yang menimpa aparat negara terjadi begitu saja di depan mata, seakan tidak dapat dicegah sama sekali.

Hasil riset Tim Katastropik Purba menunjukkan bahwa ada bangunan megah buatan manusia ribuan tahun lalu di bawah situs megalitikum Gunung Padang. Tim yang diinisiatori pembentukannya oleh Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial Andi Arief itu pun merekomendasikan untuk melanjutkan eskavasi bertahap terutama agar tampak luar bangunan megah di bawah Gunung Padang bisa dipandang dengan jelas.

Laboratorium Beta Analytic Miami, Florida, Amerika Serikat, yang ikut memeriksa usia lapisan di bawah situs megalitikum Gunung Padang November tahun lalu memperkirakan, bangunan tersebut berusia 14 ribu tahun. Jauh lebih tua daru bangunan tua apapun dan dimanapun yang tercatat dalam sejarah peradaban manusia.

Hasil geolistrik dan georadar yang dilakukan geolog Dr. Danny Hilman menunjukkan citra yang tidak alami. Dari citra tersebut diketahui beberapa meter di dalam tanah Gunung Padang bukan merupakan tanah alami.

Hasil pengeboran yang dilakukan oleh geolog Dr. Andang Bachtiar menunjukkan sampai kedalaman 18 meter terdapat susunan batu-batu panjang berpenampang segilima (columnar joint) yang disusun manusia.

Pengeboran tersebut juga menemukan semacam semen purba di antara columnar joint. Dr. Andri S, seorang petrograf menyatakan semen tersebut bukan batuan alami melainkan adonan yang berfungsi sebagai perekat.

Dr Ali Akbar yang melakukan ekskavasi di lereng timur menemukan sampai dengan kedalaman 4 meter diperoleh struktur batu yang jelas menunjukkan telah dirancang dan disusun manusia.

Pertama, orientasi struktur batu di lereng timur adalah rebah (horisontal) timur-barat. Sementara itu orientasi struktur batu di lereng utara adalah rebah utara-selatan. Secara alami, columnar joint di dalam tanah posisinya berdiri (vertikal). Jika columnar joint secara alami rebah, maka orientasinya akan seragam misalnya seluruhnya mengarah ke utara.

Kedua, struktur batu columnar joint yang ditemukan di kedalaman 4 meter diselingi lapisan semen purba. Semen purba tersebut berfungsi sebagai perekat sehingga struktur bangunan menjadi sangat kokoh. Dr. Andang Bachtiar yang melakukan analisis terhadap semen menyatakan pada semen tersebut terdapat mono cristallin quartz, iron-magnesium oxides dan clay.

Oxide mengandung hematite, magnetite, dan unsur lainnya yang jelas bukan berasal dari pelapukan batu columnar joint.

Ketiga, hasil ekskavasi memperoleh temuan logam berupa terak besi buatan manusia di antara struktur batuan di lereng timur. Hasil analisis Laboratorium Uji Departemen Teknik Metalurgi dan Mineral Universitas Indonesia menunjukkan kadar besi dan carbon yang tinggi. Masyarakat yang membuat situs Gunung Padang telah mengenal pembakaran, pengolahan, dan pemurnian logam.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, jelas kiranya bahwa di bawah tanah Gunung Padang pernah terdapat aktivitas masyarakat masa lalu yang antara lain membuat struktur bangunan (manmade). Lapisan alami Gunung Padang jika mengacu pada hasil pengeboran kemungkinan besar terdapat pada kedalaman 18 meter dari permukaan tanah sekarang.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya