. Kalangan DPR menanggapi ganjil penyataan Mendikbud, M. Nuh, yang dilontarkan jelang Rapat Kabinet terbatas Bidang Pendidikan dengan Presiden SBY siang tadi. Tidak sepatutnya dia menyatakan anggaran terkait pengadaan buku dan pelatihan guru sudah disetujui DPR padahal pembahasan konstruksi Kurikulum 2013 dan anggarannya masih berjalan, setidaknya hingga Rapat Kerja Komisi X, 10 April 2012.
"Terasa ganjil ketika Pak Mendikbud berkata ada atau tidak kurikulum baru, proyek pengadaan buku dan pelatihan guru jalan terus! Jika benar itu program rutin Kemdikbud yang tidak perlu dipermasalahkan lagi, mestinya Desember 2012 pun Kemdikbud punya laporan realiasi program dan evaluasi kurikulum sebelumnya," kata anggota Komisi X DPR RI, Herlini Amran di Komplek DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/04).
Legislator perempuan PKS itu mensinyalir terjadi loncatan-loncatan proses yang tidak pernah diketahui publik. Seperti bagaimana pelaksanaan program penyempurnaan kurikulum, sistem pembelajaran, dan perbukuan yang memang menelan ratusan milyar dari APBN 2012.
"Sudah banyak pihak mempertanyakan hasil penelitian kurikulum, sekolah rintisan kurikulum, model kurikulum, dan bahan kebijakan kurikulum yang dibiayai anggaran tersebut. Tapi nyatanya berjalan begitu saja, tanpa terdokumentasi sebagai landasan penyusunan kurikulum baru yang dikomunikasikan kepada publik," tegas Herlini sedari mendukung keinginan masyarakat pendidikan yang sudah lama menuntut evaluasi komprehensif Kurikulum KTSP 2006.
Hal krusial yang disorot Herlini adalah, rencana pengadaan buku sekitar 72,8 juta eksemplar seharga Rp 1,2 triliun yang diklaim setiap tahun dilakukan dengan atau tanpa ada kurikulum baru. Jika memang itu anggaran melekat Kemdikbud, tentu sudah ada gambaran sebelumnya, berapa eksemplar realisasinya? Sementara. yang diketahui publik hanya program buku elektronik sejak lima tahun terakhir, bukan buku siswa maupun buku babon dengan anggaran fantastis.
"Sehingga wajar dianggap pemborosan, karena memang terjadi loncatan kebijakan perbukuan,†kata Herlini mengkritik compang-camping kebijakan perbukuan nasional. Belum lagi rahasia umum yang masih membekas, tambah Herlini, bahwa kurikulum baru tidak lebih dari ajang proyek buku, “Kita lihat 2 Mei ini, berapa eksemplar posisi akhir buku penunjang Kurikulum 2013 yang dibutuhkan, dan siapa saja pemegang tendernya nanti?â€
[dem]