Berita

pramono anung/ist

Politik

Eks Sekjen PDIP Sayangkan SBY yang Kehilangan Fokus

SENIN, 01 APRIL 2013 | 14:50 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Memang tidak ada UU yang melarang seorang presiden atau wakil presiden rangkap jabatan menjadi ketua umum partai.

Tetapi yang tidak elok, kata Wakil Ketua DPR RI, Pramono Anung, Presiden melupakan tugas yang paling utama.

"Di dalam republik ini, gubernur bisa banyak, bupati bisa banyak, anggota DPR juga bisa banyak, tetapi presiden dan wakil presiden cuma satu. Dan tugas itu sungguh sangat berat," ujar Pramono kepada wartawan di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Senin (1/4).


Pramono yang pernah menjabat Sekjen DPP PDI Perjuangan menyadari bahwa presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, pun pernah rangkap jabatan. Namun, Mega menjadi presiden setelah lama menjabat ketua umum PDIP. Dalam kondisi yang sama itu, Mega sebelumnya menjabat Wapres. Dan, dia tegaskan, tugas keseharian mengurus PDIP kala itu lebih berat dibebankan kepada Sekjen partai.

Dalam konteks SBY, sang presiden malah turun menjabat ketua umum partai ketika waktu jabatannya di kepresidenan sisa 1,5 tahun. Dan di masa sisa jabatannya ini situasi keamanan dan perekonomian rakyat sedang memprihatinkan.

Pramono juga mengeritik tajam penunjukan SBY terhadap dua menteri kabinetnya, Syarief Hasan (Menkop UKM) dan EE Mangindaan (Menteri Perhubungan) untuk menjabat Ketua Harian Partai Demokrat dan Ketua Harian Dewan Pembina Partai Demokrat.

Dengan demikian, apa yang SBY sampaikan kurang lebih satu bulan lalu, dengan meminta menteri konsentrasi pada tugas negara dan tidak cuma urusi partai, tidak sesuai dengan kebijakannya sendiri.

Yang paling penting, lanjut Pramono, SBY dapat berkonsentrasi mengurusi masalah publik, daripada sibuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang menyangkut partainya. Dalam waktu satu bulan ini, konsentrasi SBY terlihat agak terganggu karena harus banyak mengurus partai. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya