Berita

ilustrasi

Nusantara

PSU Morowali Cacat Hukum Prosedural

MINGGU, 24 MARET 2013 | 13:40 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang dilakukan 13 Maret dan penetapan pada sidang peleno 22 Maret oleh KPU Morowali yang langsung diambil oleh KPU Pusat dinilai cacat hukum prosedural.

Demikian disampaikan mantan anggota Komisioner KPU Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Yahdi Basma dalam diskusi "Membongkar Korupsi di Balik Pilkada" yang diselanggarakan di Galery Caffe Cikini, Jakarta, Minggu (24/3).

Alasannya kata Yahdi, karena putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 98/PHPU D-X/2012 memutuskan tentang pemungutan suara ulang (PSU) untuk Pilkada Kabupaten Morowali untuk diulang, dan pada 16 Maret sudah ada ketetapannya, namun baru 22 Maret ada ketetapan KPU.


"Kalau putusan MK, 16 Maret ada keputusan KPU, ini sudah lebih satu minggu baru ada keputusan, pelaksanaan PSU cacat hukum prosedural. Belum lagi aspek hukum demokrasi subtansinya," ujar Yahdi.

Tidak hanya itu, ia melihat banyak akal-akalan pendanaan pilkada itu yang diambil dari APBD Morowali yang tidak realistis dan penunjukan langsung pengadaan jasa dan barang.

"Anggaran itu ada yang diperoleh dari pencubikan anggaran di SKPD-SKPD 1-3 persen," ungkapnya.

Lebih herannya kata dia, dana pemilu pertama yang dilakukan pada 2012 anggraan keamanan untuk Polres Morawali hanya 2,2 miliar dan pada PSU 2013 bertambah 2,5 miliar.

PSU pilkada Morowali diambil alih KPU Pusat karena KPU Mowali sudah dipecat, sementara Komisioner KPU Sulteng yang semestinya mengambil alih tidak quorum karena Yahdi mengundurkan diri.

"Saya rasa baru kali ini pilkada tinggat Kabupaten yang dihadili lima anggota KPU Pusat minus Pak Husni dan Ibu Ida agar kuorum. Sekarang sepertinya mereka masih jalan dari Morowali menuju Jakarta," ungkapnya.

Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 98/PHPU D-X/2012 memutuskan tentang pemungutan suara ulang (PSU) untuk Pilkada Kabupaten Morowali untuk diulang. Namun, KPU diminta untuk menyelesaikan masalah itu dalam waktu 60 hari.

"Tidak mungkin meraih kualitas demokrasi dalam PSU jika dilaksanakan 16 Maret 2013," ungkapnya.

Selain itu, ia juga meminta kepada MK agar diberitambahan waktu, karena hampir satu bulan KPU Sulteng belum memperoleh anggaran PSU, sementara waktu semakin mepet. Tapi Komesioner KPU Sulteng yang lain ngotot tidak mau ke MK.

Itu merupakan yang menjadi faktor pengunduran dirinya dari anggota KPU Provinsi di Sulteng.

Dalam putusan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jumat (22/3), menetapkan hasil pungutan suara ulang (PSU) Pilkada Morowali, Sulawesi Tengah dalam rapat pleno yang dipimpin anggota KPU Juri Ardiantoro menetapkan pasangan petahana Anwar Hafid-Sumisi Marunduh unggul dengan meraih 59.787 suara atau (56,6 persen).[ian]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya