Berita

ilustrasi/ist

Politik

Percepat Hilirisasi Kelapa Sawit Kurangi Kemiskinan

RABU, 20 MARET 2013 | 18:44 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Anggota Komisi IV DPR RI, Hb. Nabiel Almusawa, mendukung target Indonesia benar-benar menjadi konsumen minyak kelapa sawit mentah (CPO) terbesar di dunia pada tahun 2013 ini.  Bila hal ini terwujud berarti proses hilirisasi kelapa sawit berjalan dengan baik.

"Ini berarti industri hilir kelapa sawit kita berkembang.  Keberadaan pabrik-pabriknya bisa menyerap tenaga kerja yang lebih besar. Ini berarti juga mengurangi pengangguran sekaligus menurunkan angka kemiskinan,"  papar dia menanggapi prediksi Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) yang menyebutkan Indonesia akan menjadi konsumen CPO terbesar di dunia menggeser India di tahun 2013.

DMSI mengungkapkan, pada tahun 2012 tiga negara konsumen CPO terbesar di dunia adalah India (7,95 juta ton), Indonesia (7,87 juta ton) dan Cina (6,4 juta ton).  Komposisi ini pada tahun 2013 diprediksi akan berubah menjadi: Indonesia (9,2 juta ton), India (8,35 juta ton) dan Cina (6,72 juta ton).  Adapun produksi sawit Indonesia tahun 2013 diperkirakan mencapai 28 juta ton.


Menurut Nbaiel, meski ada peningkatan konsumsi dalam negeri namun konsumsi tersebut masih relatif kecil dibandingkan CPO yang keluar. Pemakaian dalam negeri  9,2 juta ton berarti sekitar 30 persen. Selebihnya 19 juta ton atau sekitar 70 persen diekspor.

"Kita mengekspor bahan mentah yang memiliki potensi nilai tambah tinggi sebanyak 19 juta ton, sangat disayangkan," keluhnya.  

Lebih jauh ia meminta pemerintah agar memberi tambahan insentif guna mendorong percepatan pertumbuhan industri hilir sawit.  Targetnya, di akhir tahun 2014 sawit yang keluar tidak lagi dalam bentuk mentah tetapi dalam bentuk produk derivatif/olahan.  

"Jika 19 juta ton CPO itu diolah dulu didalam negeri, maka efeknya akan sangat luar biasa bagi penyerapan tenaga kerja. Komoditas kelapa sawit tentu bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengurangan angka kemiskinan nasional," demikian Nabiel. [dem]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya