Berita

Versi Pengamat, Konflik OKU Lantaran Pembagian Tugas TNI-Polri Belum Tuntas

SABTU, 09 MARET 2013 | 14:38 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Konflik antara TNI dan Polri seperti yang terjadi di Ogan Komering Ulu (OKU) diyakini lantaran belum tuntasnya kelembagaan serta pembagian tugas antara dua instansi tersebut.

Hal itu dikatakan pengamat Kepolisian, Kombes (Purn) Alfons Loemau di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3).

"Tugas polisi dan tentara saling bersinggungan. Kelembagaan, pembagian tugas belum tuntas. Kapan polisi bertugas tentara bertugas, kapan polisi perlu bantuan, selama ini belum pernah permintaan bantuan secara formal dari Polisi," kata dia.


Sementara soal kasus OKU sendiri, hemat dia, seharusnya ketika potensi konflik sudah terlihat, pimpinan masing-masing instansi harus bergerak cepat dan berusaha untuk meredam. Tentu hal itu bisa dilakukan jika ada kedekatan yang baik.

"Kasus OKU, harusnya perlu inisiatif pimpinan meredam, tapi ini harus didukung kedekatan. Tapi untuk OKU sulit jugaa karena bagaimana melakukan pendekatan, sementara ada korban jiwa. Di sisi lain ada jiwa kebersamaan yang harus dijunjung," demikian Alfons.

Diketahui kuat dugaan pemicu penyerangan oleh oknum TNI dari Yon Armed 15 OKU ke Mapolres OKU adalah kasus tewasnya Pratu Heru akibat ditembak oleh Brigadir Polisi Bintara Wijaya, tanggal 27 Januari lalu. Oleh Brogpol Bintara Wijaya, Pratu Heru diduga melanggar lalu lintas dan mengejek saat dirinya berjaga di Pos Lantar Simpang Batu Raja, OKU yang berujung pengejaran dan penembakan hingga Pratu Heru tewas. [sam]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya