Hasyim Muzadi
Hasyim Muzadi
“Kedaulatan negara ini seÂmaÂkin lama semakin pudar. Ini haÂrus diselamatkan,’’ kata salah satu deÂklarator GMKN, HaÂsyim MuzaÂdi kepada Rakyat MerÂdeka, kemarin.
Misalnya, lanjut bekas Ketua Umum Pengurus Besar NahÂdlatul Ulama (PBNU) itu, keÂkayaan InÂdonesia yang saat ini ini telah diÂeksploitasi dan eksplorasi beÂsar-besaran oleh asing.
“Hak rakyat yang seharusnya diÂlindungi negara itu malah diÂserahkan ke asing,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Seberapa parah kedaulatan negara dikuasai asing?
Sekarang itu kedaulatan di biÂdang migas saja dikuasai peroraÂngan asing. Manfaatnya untuk rakÂyat banyak hanya sedikit. PaÂdaÂhal, daerah pengeborannya deÂkat dengan rakyat. Seperti FreeÂport, Newmont, Exxon mobil dan pengeboran sumur-sumur tua miÂlik asing itu sungguh meruÂgikan. Ini membuat Indonesia tidak lagi menjadi pengekspor minyak.
Sebab, sekarang ini minyak meÂtah disedot asing, dibawa ke neÂgaranya, disuling lalu diimpor lagi oleh Indonesia. Padahal itu kan hasil bumi kita sendiri. BeÂlum dari segi sumberdaya air, miÂneral dan barang tambang lainnya yang juga diambil mereka seenakÂnya.
Apa penyebab hilangnya keÂdaulatan itu?
Hal ini karena tidak adanya perÂlindungan hukum untuk maÂsalah ekonomi kerakyatan kita. Boleh dikatakan justru hukum dan perundang-undangan yang ada sekarang ini memback up keÂpentingan asing.
Ingat, hal ini baru dari segi ekoÂnoÂmi belum lagi pada segi huÂkum, politik, pendidikan dan buÂdaya kita terancam oleh orientasi asing. Nah karenanya hal yang seperti itu harus kita kembalikan kedaulatannya pada bangsa dan negara untuk kepentingan sebeÂsar-besarnya rakyat Indonesia.
Apa langkah konkrit geraÂkan ini ?
Kami akan melakukan perjuaÂngan untuk kedaulatan itu. Kami langsung bergerak untuk melaÂkukan perbaikan.
Apa itu?
Ada dua faktor yang menyeÂbabÂkan itu. Inilah yang harus diÂperbaiki. Pertama, faktor sistem. SisÂtem itu yang mendorong keÂpenÂÂtingan asing diunggulkan. KeÂdua, soal leadership kenegaÂraan yang mendukung asing. ConÂtoh kecilnya saja masalah grasi. PeÂmimpin kita milih yang asing-asing saja yang dapat grasi, sedang WNI tidak. Kalau seperti itu, keÂdaulatan rakyat yang diseÂlengÂgaÂrakan negara menurut PanÂcaÂsila, UUD 1945 tempatnya di mana.
Bagaimana dengan Undang-undang yang dinilai pro asing?
Sekarang ini kan kita mengÂgugat UU Migas. Ternyata tidak hanya UU Migas saja yang pro asing. Setidaknya ada 20 UnÂdang-undang yang dibuat DPR meÂnyangkut kehidupan rakyat InÂdonesia. Tapi malah pro asing.
Makanya kami sudah bertemu pimÂpinan DPR terkait itu. MeÂmang tidak mudah mencabut UnÂÂdang-undang itu, karena harus diÂkembalikan ke pemeÂrintah untuk dibuatkan RUU-nya lagi.
Sekarang ini kan kita mengÂgugat UU Migas. Ternyata tidak hanya UU Migas saja yang pro asing. Setidaknya ada 20 UnÂdang-undang yang dibuat DPR meÂnyangkut kehidupan rakyat InÂdonesia. Tapi malah pro asing.
Makanya kami sudah bertemu pimÂpinan DPR terkait itu. MeÂmang tidak mudah mencabut UnÂÂdang-undang itu, karena harus diÂkembalikan ke pemeÂrintah untuk dibuatkan RUU-nya lagi.
Apa Gerakan ini menemui tokoh-tokoh politik berÂpeÂngaÂruh?
Oh, itu pasti. Kami mau keÂtemu dengan Pimpinan parpol dan ketua Fraksi-fraksi di DPR. Kami ingin tanya, kenapa para anggota DPR buat Undang-unÂdang yang pro asing.
Apa yang mau disampaikan?
Kita akan tanya bagaimana parÂtai yang anda pimpin punya angÂÂgota DPR yang pro asing.
Kita juga mau tahu apakah ada kebijakan partai juga dalam mengÂgoalkan sebuah Undang-undang dan titipan orang asing.
Manfaatnya apa?
Dari situ nanti kita menyadarÂkan rakyat bagaimana sesungÂguhÂnya pemimpin partai mengeÂlola partainya dengan menghasilÂkan angÂgota legislative yang pro rakyat.
Sampai kapan gerakan ini ada?
Kita akan terus ada. Sebab, peÂneÂgakkan kedaulatan ini tidak bisa selesai dalam setahun atau dua tahun. Puluhan tahun pun beÂlum tentu kedaulatan ditegakkan.
Kenapa?
Karena kita menghadapi keÂpenÂtingan asing yang dibela seÂgelintir orang dari bangsa kita sendiri.
O ya, kenapa hanya Partai HaÂnura ng datang dalam deÂklaÂrasi gerakan itu?
Waktu itu, kita mengagenÂdaÂkan untuk bertemu dan menÂdeklarasikan dengan semua pimÂpinan partai kok.
Sebenarnya yang diundang tidak hanya Hanura. Hanya saya yang sering mau datang adalah Pak Wiranto, ya gimana lagi.
Tidak takut banyak tokoh yang cari panggung di gerakan ini?
Saya kira itu wajar. Tidak ada seÂbuah gerakan di dunia yang mulus murni. Pasti ada yang nemÂpel-nempel dan memanÂfaatkan.
Ada yang khawatir dan sebaÂgaiÂnya. Tetapi yang penting konsep pemikiran kita sudah baik.
Anda tidak risih dengan partai yang nempel itu?
Sekarang ada Partai Hanura. Nanti diisukan gerakan ini diÂpaÂkai Hanura, lalu kalau bertemu MeÂgawati ada isu gerakan ini dipaÂkai PDIP. Padahal kita tidak mungkin menghindari bertemu orang partai karena itu adalah hulu dari politik Indonesia.
Kondisinya memang sudah beÂgini rusaknya. Pikiran kita sekaÂrang pilihannya. Apakah kita biarÂkan atau kita berbuat sesuatu bersama-sama partai. Kalau kita diam saja makin tidak karuan. TaÂpi kalau kita ngurusin, tentu lebih baik daripada tidak sama sekali.
Apakah yakin bisa selesaikan semua?
Harapannya kita bisa menyeleÂsaikan masalah semuanya satu-per satu. Kita juga berharap parÂlemen dan politisi kita ke depan pro Indonesia. Pokoknya kita harus terus-meÂnerus teriak supaya rakyat tahu bahwa dia harus membela keÂdauÂlatannya sendiri dan bangsanya.
Selain ke pimpinan DPR, FrakÂsi dan pimpinan partai. Gerakan ini akan mendatangi sipil society dan LSM-LSM. Kemudian memÂberiÂkan pencerahan kepada rakÂyat tenÂtang kedaulatan rakyat dan negara ini. Ini perlu kita lakukan karena seÂcara makro Indonesia saat ini daÂlam cengkraman kapiÂtalisme. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30