Berita

syarifuddin suding/ist

Politik

DPR Tak Masalah Kwik Kian Gie dan Rizal Ramli Jadi Penasihat KPK

MINGGU, 23 DESEMBER 2012 | 14:10 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Kalangan DPR berharap pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendengarkan aspirasi masyarakat sebagai pertimbangan dalam menunjuk pengganti dua penasihat KPK, Abdullah Hehamahua dan Said Zainal Abidin, yang akan segera pensiun dalam waktu dekat ini.

"Pimpinan KPK harus mendengarkan aspirasi yang berkembang di masyarakat mengenai siapa yang cocok dijadikan penasihat KPK," kata anggota Komisi Hukum DPR, Syarifuddin Suding, kepada Rakyat Merdeka Online, Minggu (23/12).

Seperti diketahui, masa tugas Abdullah Hehamahua dan Said Zainal Abidin akan segera berakhir karena sesuai Pasal 23 Peraturan Pemerintah No 63/2005 Tentang Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia KPK, keduanya sudah 4 tahun menjabat. Abdullah dan Said Zainal dipilih oleh pimpinan KPK atas rekomendasi Panitia Seleksi Penasihat KPK yang diketuai Prof Jimmly Asshiddiqie yang proses seleksinya dimulai Februari 2009.


Menurut Suding, pengganti Abdullah dan Zainal sebaiknya berlatar belakang pakar hukum pidana dan atau ekonomi. Kombinasi keduanya bisa membuat upaya memenjarakan koruptor dan upaya membongkar kejahatan kerah putih yang melibatkan keuangan negara jadi lebih tajam lagi.

"Bagusnya diambil dari kalangan akademisi, tokoh LSM, pakar hukum pidana atau pakar ekonomi. Tapi yang jelas harus punya integritas dan komitmen dalam pemberantasan korupsi," beber Suding.

Terkait usulan sejumlah kalangan agar ekonom senior Kwik Kian Gie atau Rizal Ramli dipilih menjadi penasihat KPK, Suding tak mempermasalahkannya karena keduanya memang dikenal paham betul tentang seluk beluk kejahatan kerah putih pembobol uang negara dan kejahatan perbankan.

"Penentuan penasihat KPK tergantung pimpinan KPK. Tapi itu tadi, pimpinan KPK harus memperhatikan aspirasi publik. Kalau Pak Kwik dan Pak Rizal diinginkan masyarakat saya kira tidak masalah dan bagus-bagus saja," tutup Suding. [dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya