Berita

ilustrasi

Dunia

Tentara Sudan Selatan Minta Maaf Setelah Tembak Jatuh Helikopter PBB

SABTU, 22 DESEMBER 2012 | 10:48 WIB | LAPORAN: SHOFFA A FAJRIYAH

Tentara Sudan Selatan (SPLA) meminta maaf atas insiden penembakan tidak sengaja terhadap helikopter PBB hingga jatuh. Mereka mengira helikopter tersebut adalah kendaraan yang digunakan untuk memasok senjata ke pasukan pemberontak.

"Tentara melepaskan tembakan setelah melihat sebuah helikopter mendarat di kejauhan. Mereka mengira bahwa itu adalah helikopter Sudan yang berisi senjata  pemberontak di bawah komando David Yau Yau," kata jurubicara militer, Philip Aguer, seperti dilansir RIA Novosti (Sabtu, 22/12).

Helikopter Mi-8 itu ditembak pada hari Jumat (21/12), saat Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) sedang melakukan pengintaian di wilayah Jonglei, Sudan Selatan. PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan, semua kru helikopter yang adalah empat orang warga negara Rusia, tewas seketika.


"Kami menyesalkan insiden tersebut dan kami juga turut belasungkawa kepada keluarga korban tewas," tambah Aguer.

Jurubicara PBB dalam sebuah pernyataan mengatakan, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengutuk serangan tersebut dan mendesak pemerintah Sudan Selatan untuk segera melakukan penyelidikan dan mengusut pihak-pihak yang bertanggungjawab atas tindakan ini.

Yau Yau merupakan pemimpin pasukan pemberontak yang memimpin sejumlah milisi untuk melawan pemerintah. Sejak awal Desember, SPLA telah memerangi pasukan pemberontak di Jonglei, lokasi di mana helikopter tersebut jatuh.

Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) didirikan pada bulan Juli 2011 ketika Sudan Selatan merdeka karena Dewan Keamanan PBB khawatir bahwa situasi di sana bisa menimbulkan risiko terhadap keamanan internasional. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya