Berita

hatta rajasa/ist

Politik

Giliran Hatta Rajasa Tukar Aset Negara dengan Medali Abal-abal

MINGGU, 16 DESEMBER 2012 | 16:17 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Penyakit doyan "medali" abal abal dengan menjual aset, kekayaan negara, dan sumber daya alam, telah menular di kalangan Istana.

Setelah Presiden SBY menukar Blok Tangguh Train III dengan "lempengan tembaga" gelar ksatria dari Ratu Inggris, kini giliran Menkoperekonomian Hatta Rajasa yang juga besan SBY, menukar proyek miliaran dolar dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan "lempengan medali" dari Korea Selatan.

"Gelar The First Rank of the Order Diplomatic Service Merit yang diterima Hatta Rajasa merupakan balas jasa atas kesediaannya menyerahkan mega proyek miliaran dolar pada Korea Selatan," kata pengamat ekonomi dari Indonesia for Global Justice, Salamuddin Daeng, dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Minggu (1/12).

Gelar The First Rank of the Order Diplomatic Service Merit sendiri sudah diterima Hatta Rajasa dari pemerintah Korea Selatan yang diberikan melalui Dubes Korea Selatan untuk Indonesia pada Jumat (12/12) lalu di Hotel Grand Hyatt, Jakarta.

Menurut Salamuddin, melalui proyek MP3EI Hatta Rajasa akan menyerahkan sekitar 8 mega proyek untuk dikuasai Korea Selatan. Diantaranya jembatan Selat Sunda, proyek gas alam terkompresi (compressed natural gas/CNG), pembangunan rel kereta api Bengkulu-Muara Enim, restorasi Sungai Ciliwung, pembangunan kluster industri berbasis pertanian, pembangunan jembatan Batam-Bintan, pembangunan pembangkit batubara di Sumatera Selatan, dan pembangunan kantor cabang perusahaan kapal asal Korea Selatan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME).Total nilai delapan proyek itu sebesar 50 miliar dolar AS.

Sebelumnya lanjut dia, Pemerintah telah menyerahkan Krakatau Steel kepada Posko perusahaan manufaktur baja Korea, yang nantinya akan menopang mega proyek infrastuktur yang diserahkan oleh Hatta Rajasa. Maka seluruh keuntungan dari investasi tersebut akan dinikmati oleh Korea Selatan dan Indonesia hanya akan menerim ampasnya saja.

Dia mengingatkan, proyek MP3EI tersebut nantinya dibiayai dengan skema Public Private Partnership (PPP)  yang pasti membenani negara dan rakyat di masa depan. PPP akan memaksa  pembelian kembali oleh pemerintah melalui APBN. Selain itu rakyat harus membayar dengan sangat mahal baik melalui pajak maupun pembayaran langsung.

"Penyakit doyan "medali" abal abal dengan menjual aset, kekayaan negara dan sumber daya alam telah menular di kalangan Istana. Semakin banyak medali yang dikalungkan di leher elite istana negara, semakin kencang jeratan dominasi asing terhadap negeri ini," demikian Salamuddin. [dem]


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya