Achmad Mubarok
Achmad Mubarok
“Kami memilih Anas waktu itu untuk membesarkan partai, buÂkan menjadi capres,†kata angÂgota Dewan Pembina Partai DeÂmokrat, Achmad Mubarok, kepaÂda Rakyat Merdeka, kemarin.
Untuk saat ini, lanjut Mubarok, piÂÂhaknya akan menggelar konÂvensi unÂtuk menjaring tokoh-toÂkoh naÂsioÂÂnal menjadi capres dan cawapres.
“Wacana yang berkembang seÂkaÂÂÂrang adalah membuka dan menÂjalankan konvensi. Mungkin dilaÂkukan pertengahan 2013,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Apa konvensi itu sudah pasti?
Sekarang sedang dalam pemÂbicaraan dan ini sedang bergulir terus. Dengan konvensi itu akan bermunculan tokoh. Kemudian nanti dilihat elektabilitasnya.
Apa tidak mencalonkan kaÂder sendiri?
Yang jelas tidak harus mencaÂlonkan orang Partai Demokrat, bisa dari luar. Tergantung hasil konvensi nantinya.
Nggak takut dibilang menjiÂplak Konvensi Golkar?
Tidak dong. Kami beda. Kalau Partai Golkar kan konvensi terÂtutup, hanya bisa diikuti tokoh-toÂkoh partai itu yang memiliki pengaruh dan elektabilitas saja.
Kalau Partai Demokrat bagaiÂmana?
Konvensi yang kami lakukan ini sifatnya terbuka. Siapa pun biÂsa terpilih menjadi capres dan caÂÂwapres Partai Demokrat. TenÂtunya tokoh itu yang potensial, reÂlevan, dan mampu menjawab tanÂtangan masa depan Indonesia ke depan. Konvensi ini semanÂcam referendum kecil-kecilan.
Bagaimana metode pemiÂlihannya?
Kami nantinya melihat elektaÂbiÂlitas paling tinggi dari masing-maÂsing calon di masyarakat seÂcara riil.
Kami nantinya melihat elektaÂbiÂlitas paling tinggi dari masing-maÂsing calon di masyarakat seÂcara riil.
Bagaimana kalau terjaring dari kader parpol lain?
Itu bisa saja. Bisa juga dari purÂnawirawan TNI atau tokoh maÂsyarakat dan yang lainnya. Kalau elektabilitasnya tinggi maka itulah yang diusung.
Apa syarat yang harus dipeÂnuhi para calon?
Kami akan menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Tapi kaÂlau saya lihat sekarang ini rakÂyat kok rasanya kurang melihat dari sisi program yang dibawa paÂra capres, tapi rakyat lebih melihat karakter dan rekam jejak.
Yakin seperti itu?
Ya. Program bisa dibuat deÂngan melibatkan para ahli. Tapi karakter tokoh capres yang muncul nanti akan dilihat rakyat. Itu yang dianggap menarik untuk dipilih.
Sudah ada yang dinilai layak menjadi capres?
Belum. Kami saat ini hanya mengÂinventarisir nama-nama toÂkoh yang muncul di media massa. Kami tertawa saja melihatnya.
Loh kenapa tertawa?
Karena yang muncul sekarang menurut saya belum ada yang layak menjadi capres.
Termasuk Ani Yudhoyono?
Kalau Ibu Ani kan memang ngÂgak akan maju. Sebab, Pak SBY tidak mengizinkan. KemuÂdian Ibu Ani juga tidak berpikir ke sana.
Apa itu artinya kader DeÂmoÂkrat tertutup menjadi capres?
Masih dimungkinkan kok. NaÂmun kami tidak mengharuskan. Yang penting, presiden nantinya dapat mengurusi Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Memangnya kenapa kalau kader Partai Demokrat?
Kalau dari kader Partai DemoÂkrat menjadi presiden dikhaÂwaÂtirkan hanya membesarkan partai saja. Kalau presiden harus yang dapat membesarkan bangsa. KaÂlau pun yang dipilih dari internal Partai Demokrat harus yang meÂmiliki kapasitas, bukan mikirin partainya saja. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13
UPDATE
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12
Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15
Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35
Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30