Berita

ilustrasi, elpiji 3 kilogram (kg)

Bisnis

Industri Keluhkan Si Tabung Melon Langka Di Jabodetabek

Awasi Over Kuota Elpiji 3 Kg Pasca Rencana Kenaikan Gas 12 Kg
SELASA, 02 OKTOBER 2012 | 08:50 WIB

Beberapa industri kecil menengah (IKM) mengeluhkan terjadinya kelangkaan elpiji 3 kilogram (kg) di wilayah Jabodetabek. Harga elpiji subsidi itu pun terus naik.

Penasihat Koperasi Warteg Nusantara Mukroni mengatakan, kelangkaan elpiji 3 kg yang biasa disebut ‘si tabung melon’’ itu su­dah terjadi sejak seminggu ini. Bahkan, hingga kini elpiji 3 kg itu masih sulit ditemui.

   “Ke­lang­kaan itu terjadi sejak adanya kabar rencana kenaikan elpiji 12 kg,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut dia, pemerintah harus bisa menyelesaikan masalah ke­langkaan ini. Jika dibiarkan, dam­paknya akan lebih parah lagi. Ia menduga banyak pihak yang sudah me­nahan pasokan.

“Beberapa ang­gota sudah me­ngeluhkan ini, kelangkaan karena kebutuhan dasar kami,” katanya.

Bahkan, dia mengungkapkan, har­ga elpiji 3 kg sudah berada di angka Rp 16 ribu per kg.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wa­cik memprediksi, tahun ini akan terjadi over kuota pada elpiji 3 kg. Wacik mengklaim, over kuo­ta itu disebabkan tingginya per­mintaan masyarakat.

Masalah ini berdampak juga pa­da jebolnya Anggaran Pen­da­pa­tan dan Belanja Negara (APBN). Diprediksi over-nya akan men­ca­pai 6,1 persen men­jadi 3,83 juta metrik ton dari kuota yang di­tetapkan 3,61 juta metrik ton.

“Itu menunjukkan keberhasilan program konversi minyak tanah ke elpiji,” kata Wacik.

Wacik mengatakan, rasio kon­sumsi elpiji 3 kg mengalami kenaikan. Di 2012, konsumsi el­piji 3 kg sebesar 5,5 kg per bu­lan. Sedangkan 2011 konsumsi elpiji mencapai 5 kg per bulan.

Direktur Pusat Studi Kebijak­an Publik (Puskepi) Sofyano Za­karia meminta pemerintah me­nga­wasi penyaluran elpiji subsi­di 3 kg, apalagi saat ini permin­ta­annya sudah melebihi dari target pemerintah.

Menurut dia, pemerintah ja­ngan langsung senang jika ting­ginya permintaan elpiji subsidi karena suksesnya pelaksanaan konversi minyak tanah ke gas. Sebab, peningkatan konsumsi itu bisa juga karena pelarian peng­gunaan dari elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg akibat disparitas harga jual­nya yang cukup tinggi.

“Elpiji 3 kg disubsidi oleh pe­merintah sementara elpiji 12 kg adalah elpiji yang terpaksa disub­sidi oleh Pertamina. Kondisi ini mem­buat celah orang untuk mela­kukan penyelundupan,” katanya.

Banyaknya penggunaan elpiji 12 kg yang beralih ke elpiji 3 kg harus disikapi serius pemerintah. Menurutnya, jangan sampai pe­merintah terpaksa mensubsidi pihak yang tidak berhak atau go­longan mampu seperti yang ter­jadi pada BBM subsidi.

“Harus ada pengaturan, pe­ngen­dalian dan pengawasan yang jelas dan tegas dalam penyaluran elpiji 3 kg. Jangan sampai terjadi kelangkaan lagi,” katanya.

 Tahun ini Kementerian ESDM akan membagikan 2.343.195 pa­ket perdana elpiji 3 kg. Daerah yang akan mendapat paket ini adalah Provinsi Sumatera Barat, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.  

 Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H Legowo menga­takan, untuk tahun depan, subsidi elpiji 3 kg sebesar 3,86 juta metrik ton.  â€Kami hitung dengan hati-hati (subsidi elpiji) dan 3,86 juta metrik ton ini su­dah sesuai dengan yang diper­kirakan,” jelasnya.

Menurut Evita, konsumsi elpiji 3 kg oleh rumah tangga, tiap ta­hunnya mengalami kenaikan dari 5,1 kg per kepala keluarga pada tahun 2010 menjadi sekitar 5,5-6,1 kg per bulan.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, subsidi elpiji 3 kg untuk isi ulang pada 2010 sebesar 2,71 juta metrik ton dan 2011 sebesar 3,20 juta metrik ton. Pada 2012, direncanakan subsidinya menca­pai 3,61 juta metrik ton.

Sementara untuk distribusi paket perdana elpiji tabung 3 kg, pada tahun 2010 dibagikan 4.715.000 paket dan 2011 se­ba­nyak 5.604.000 paket. Semen­tara tahun 2012 direncanakan diba­gikan 2.305.000 paket. Hing­ga akhir 2012, total paket perdana elpiji 3 kg telah dibagikan sejak 2007, direncanakan mencapai 56.033.000 paket. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya